Ada beberapa proyek energi yang dijajaki | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
“Pertama, nanti bikin perawatan turbin. Nanti di usahakan investasi meningkat. Karena kita banyak sekali pembangkit listriknya.
Daripada setiap kali servis bawa ke Singapura, segala macam,” katanya.
Terkait dengan rencana pemerintah yang akan mendorong PT Pertamina untuk mengambil bagian dari pengelolaan lapangan minyak dan gas bumi di Iran, mantan Gubernur Bank Indonesia masih enggan membeberkan, seberapa besar nilai investasi yang bakal digelontorkan.
“Rahasia dong. Katanya masih tender. Kami diam dululah soal angkanya,” katanya.
Kami sampaikan, bagaimana memperlancar perdagangan, bagaimana aturan hubungan bank sentral kami, kemudian ada kerja sama PLN (Perusahaan Listrik Negara) dengan BUMN di sana,” kata Darmin, Jakarta, Rabu 1 Maret 2017.
Darmin menjelaskan, kerja sama antara BUMN Iran dan PLN akan mencakup mengenai pembangunan pembangkit listrik bertenaga turbin.
Nantinya, pembangunan ini akan dilakukan di Indonesia. Kerja sama itu pun tidak hanya melibatkan BUMN nasional, melainkan juga pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, bersama jajaran eksekutif Badan Usaha Milik Negara dan pengusaha nasional telah menyelesaikan kunjungan kerjanya ke Iran, pada 26-27 Februari 2017 lalu.
Kunjungan ini, untuk menindaklanjuti hasil kunjungan kenegaraan Presiden ke Teheran, Iran. Selain mendorong perusahaan pelat merah nasional mengelola lapangan minyak dan gas bumi di Iran, pemerintah pun membicarakan hal lain dalam kunjungan tersebut.
Arcandra Bantu Pertamina Kelola Lapangan Migas Jumbo di Iran | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
Tapi dari kajian awal, crude Iran dan crude Arab komposisinya hanya beda sedikit. Yang membedakan sulfur content-nya, Iran lebih tinggi sedikit," ujar Hardadi.
Kerja sama lain yang dibahas adalah impor minyak mentah Iran. Namun, saat ini masih dalam uji coba terhadap kecocokan kilang di Indonesia. “Kami lagi testing crude oil mereka, kecocokannya dengan kilang. Jadi masih evaluasi secara komersial dan teknik," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Megaproyek dan Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, pemerintah Iran sejauh ini memiliki minat untuk melakukan ekspor minyak mentahnya ke Indonesia. Selama ini, Indonesia memang telah melakukan impor minyak mentah dari Arab. Sehingga, perlu dilihat kecocokan minyak mentah Iran dengan kilang milik Indonesia.
Selain kerja sama pengelolaan blok migas, kunjungan Arcandra ke Iran juga membahas rencana impor elpiji. Kesepakatan pun sudah tercapai, targetnya Iran bisa memenuhi 10 persen dari total impor elpiji di Indonesia. Saat ini, Pertamina mengimpor sekitar 5 juta metrik ton elpiji per tahun.
Di sisi lain, Arcandra mengaku, Pemerintah Iran menyambut baik keinginan tersebut. "Di semua pertemuan, termasuk dengan Menteri ICT, kami sampaikan kalau bisa Pertamina mengelola lapangan itu," ujarnya.
Jika keinginan itu dikabulkan, Pertamina akan bermitra dengan perusahaan lokal asal Iran untuk mengelola dua lapangan migas tersebut. Namun, Arcandra berharap, minyak hasil produksinya bisa di bawa ke Indonesia sehingga meningkatkan produksi minyak Pertamina.
Apalagi dua lapangan tersebut diperkirakan dapat memproduksi di atas 300 ribu barel per hari. “Tapi nanti kami lihat peraturannya seperti apa (bisa dibawa ke Indonesia seluruh nya atau tidak)," ujar Arcandra.
Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah terus melobi Iran untuk memuluskan jalan Pertamina. Lobi dilakukan Arcandra saat kunjungan bilateral ke Iran dan bertemu Menteri Information and Communications Technology (ICT) Iran beberapa hari lalu.
Pemerintah berharap PT Pertamina (Persero) dapat mengelola dua lapangan minyak di Iran. Alasannya, lapangan Ab-teymour dan Mansouri memiliki jumlah cadangan minyak yang cukup besar.
Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, jumlah cadangan di dua lapangan tersebut di atas 3 miliar barel. Angka itu hampir mencapai seluruh cadangan minyak di Indonesia saat ini yang sebesar 3,8 miliar barel. “Cadangannya besar sekali, untuk itu kami berusaha mendapatkannya," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/3).
Pemerintah Ngebet Incar Minyak 3 Miliar Barel di Iran | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
Kita sampaikan ke Presidennya, ke menteri perminyakannya, ke wakil presidennya, di semua pertemuan kita sampaikan keinginan kita untuk mengelola lapangan itu," tambahnya dia. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan kunjungan kenegaraan ke Iran pada akhir tahun 2016 lalu.
Dalam kunjungan kenegaraan tersebut, terdapat sejumlah kesepakatan kerjasama. Di antaranya dalam bidang energi dan migas.
Salah satu kerja sama yang disepakati adalah mengenai pengelolaan bersama dua ladang minyak di Ab-Teymoura dan Mansouri. Selain itu, juga terdapat kerjasama pembangunan refinery berkapasitas 300 ribu barel dengan nilai investasi sekira USD5 miliar.
"Dua lapangan itu, Ab-Teymour dan Mansouri, itu proven reserve-nya di atas 3 miliar barel, cadangan proven reserve kita seluruh Indonesia 3,8 miliar barel," ungkapnya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Menurutnya, cadangan minyak terbukti di 2 ladang di Iran tersebut sangatlah besar, sehingga Pemerintah sedang berusaha untuk dapat bekerjasama untuk menggarap kedua ladang tersebut.
"Besar sekali (cadangannya), untuk itu kita berusaha untuk mendapatkannya. Makanya Pemerintah sangat mendukung pertamina masuk ke lapangan itu," jelasnya.
Pada kunjungan ke Iran belum lama ini, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah Iran dan sepakat untuk menyelesaikan pembahasan kerjasama perdagangan dan pengelolaan energi.
Arcandra mengatakan, hal yang dibahas selama di Iran dibilang energi adalah kerja sama mengenai pengelolaan dua ladang minyak di Ab-Teymour dan Mansouri yang masih dalam masa penjajakan.
PT Kontak Perkasa