Posted by PT. Kontak Perkasa Futures News on Kamis, 15 Desember 2016
Selain itu, bank sentral pun mencermati pernyataan The Fed soal perbaikan dalam perekonomian AS.
Selain itu, The Fed juga memberi sinyal kenaikan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun 2017 mendatang. Pada hari Rabu (14/12/2016) waktu setempat, bank sentral AS Federal Reserve memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin.
BI menyatakan akan melakukan asesmen ulang terkait rencana tersebut.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan, bank sentral sudah lama memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak satu kali pada tahun 2016.
Soalnya, ada beberapa anggota FOMC The Fed yang sudah memasukkan kemungkinan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif oleh pemerintahan baru AS ke dalam proyeksi perekonomian AS. Namun, ada pula beberapa anggota yang belum memasukkan kemungkinan tersebut.
“Ada sedikit perubahan dari proyeksi ekonomi AS yang cenderung lebih baik. Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2017 sebelumnya 2 persen naik ke 2,1 persen, tetap pada 2018 tetap kembali ke 2 persen,” ungkap Juda di Jakarta, Kamis (15/12/2016). Juda mengungkapkan, bank sentral menyoroti pula sinyal yang dilempar The Fed terkait kemungkinan kenaikan suku bunga hingga tiga kali pada tahun 2017.
“Ada sebagian yang sudah memasukkan kemungkinan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif yang kemudian mendorong inflasi yang pada akhirnya perlu direspons dengan kebijakan moneter lebih agresif," kata Juda.
"BI sendiri akan melakukan reasesmen. Kemarin kita prediksi dua kali kenaikan, apakah memang akan tetap dua kali atau tiga kali karena memang masih penuh ketidakpastian?”
Pasalnya, sebelumnya bank sentral memperkirakan kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed akan dilakukan dua kali pada tahun 2017. Namun, Juda mengaku kemungkinan tersebut masih bersifat belum pasti.
PT Kontak Perkasa Futures