Progres pembangunan konstruksi jalan tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Bali
Dengan adanya jalan tol ini, kata Slamet, maka perjalanan dari Bakauheni menuju Terbangi Besar yang biasa ditempuh dalam waktu kisaran 4 jam melalui jalan nasional akan menjadi jauh lebih cepat hingga 50%.
"Jadi sekitar 1,5 jam hingga sekitar 2 jam waktu tempuhnya," kata Slamet.
Slamet juga mengatakan, dengan terintegerasi langsung dengan Pelabuhan Bakauheni, adanya jalan tol ini juga bisa bermanfaat bagi pengguna jalan dalam sisi lalulintas angkutan barang, hingga pembangunan daerah setempat bisa dipacu.
"Jadi dengan pembangunan jalan tol ini, ada multiplier effectnya ke pembangunan di sepanjang koridor jalan tol ini. Kemudian juga arus lalulintas barang dan jasa bisa lebih lancar, sehingga dengan kelancaran transportasi itu harga produk mestinya bisa lebih murah," tuturnya.
Pemimpin Proyek Ruas Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 1 Dan 2, Slamet Sudrajat, mengatakan setiap jalur jalan tol ini memiliki dua lajur dengan luas total 7,2 meter, dengan masing-masing lajur selebar 3,6 meter. Nantinya jalan tol ini bisa dilalui lebih dari 20 ribu kendaraan per hari.
"Jalan tol ini ada dua jalur, setiap jalurnya ada dua lajur. Setiap lajur kendaraan itu lebarnya 3,6 meter. Kemudian bahu jalan, luar dan dalam itu total 3 meter. Dengan itu, mungkin sekitar 20 ribu lebih kendaraan perhari bisa (melewati jalan tol)," ungkap Slamet kepada detikFinance di proyek pengerjaan jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, Rabu (1/3/2017).
Progres pembangunan konstruksi jalan tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar telah mencapai sekitar 20%. Proyek sepanjang 140 kilometer (km) itu masih terus dikerjakan oleh empat kontraktor Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Proyek ini sendiri ditargetkan selesai pada bulan Juni 2018, atau sebelum Asian Games berlangsung.
Turun Pelabuhan, Mobil Bisa Langsung Masuk Tol Trans Sumatera | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Bali
Slamet mengatakan, pembangunan jalan tol yang ditargetkan rampung pada bulan Juni 2018 itu dilengkapi beberapa pintu tol pada setiap simpang susunnya yang berjumlah 9 interchange, dengan tariff Rp 800/km.
"Di gate pelabuhan Bakauheni, lalu di Kalianda-SIdomulyo, Sidomulyo-Lematang, Lematang-Kotabaru, Kotabaru-Beranti, Beranti-Metro, Metro-Gunung Sugih, Gunung Sugih-Terbanggi Besar. Tarifnya Rp 800 per km," tutur Slamet.
Posisi jalan tol ini sendiri berada di sisi kiri dan lebih tinggi dari jalan nasional yang ada. Setelah melalui beberapa kilometer, jalan tol lalu beralih melewati atas jalan nasional dan pindah ke sisi kanan.
Di sana, tepatnya pada pengerjaan paket I dari gerbang tol Bakauheni hingga Sidomulyo sepanjang 39 km, jalan tol akan berada di tengah-tengah perbukitan hijau.
"Jadi pemandangannya memang bervariasi, dari daerah Bakauheni, paket satu itu daerahnya bisa dikatakan berbukit. Semakin ke sini, semakin mendatar, terus sampai di Terbaggi Besar itu flat area," ungkap Slamet.
Di sana, pengemudi bisa masuk ke akses jalan dari km 0 hingga menuju gerbang tol di km 4 Pelabuhan Bakauheni. Atau sebaliknya, dari jalan tol menuju Pelabuhan Bakauheni.
Pemimpin Proyek Ruas Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 1 Dan 2, Slamet Sudrajat, menjelaskan jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar memang disediakan agar bisa langsung terhubung ke Pelabuhan Bakauheni, supaya bisa langsung menjadi alternatif pilihan pengemudi yang keluar dari pelabuhan.
"Supaya bisa lebih betul-betul bermanfaat bagi masyarakat pengguna jasa. Jadi begitu keluar dari Pelabuhan Bakauheni, dari kapal, itu bisa langsung masuk tol atau lewat jalan nasional. Jadi sebagai alternatif pilihan, masyarakat bisa masuk tol atau jalan nasional," ungkap Slamet kepada detikFinance di proyek jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, Rabu (1/3/2017).
Jalan Tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar yang berada di Provinsi Lampung membentang sepanjang 140 kilometer (km). Jalan tol tersebut dibangun tepat di luar Pelabuhan Bakauheni. Kini, proyek senilai sekitar Rp 12 triliun tersebut masih terus dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) Tbk.
Jalan tol tersebut terintegrasi langsung dengan Pelabuhan Bakauheni. Masyarakat yang datang ke Lampung menggunakan kapal laut, begitu turun dan keluar pelabuhan, bisa langsung masuk menyusuri jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar tersebut.
Warga Jatiagung Protes Nilai Ganti Rugi Jalan Tol Trans Sumatera | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Bali
Menurut Wahrul Fauzi, dari sekian banyaknya warga yang terkena dampak pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera seperti di desa Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan banyak warga yang menerima ganti rugi tidak sesuai dengan harga tanah di pasaran.
Marzuki, salah satu warga Jati Agung Lampung Selatan, mengaku tiga ruko yang dimilikinya tidak dihitung oleh Tim Appraisal.
"Jadi saya punya tiga ruko dan hanya tanahnya saja yang dihitung sedangkan bangunan 3 ruko saya tidak dihitung ganti ruginya," ujar Marzuki.
Warga Jati Mulyo lainnya mengaku dari total 580 warga ada 200 warga yang menyanggah ganti rugi pembangunan Jalan Tol. “Kami ini semua satu RT di Blok 1 ada warga yang luas tanahnya 1800m hanya di ganti rugi 800m," ujar Sumaji.
Ganti rugi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) wilayah Lampung, masih bermasalah dan menuai protes dari sejumlah warga.
Salah satunya, sejumlah warga dari Desa Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan. Mereka merasa ganti rugi lahan miliknya yang terkena dampak jalan tol tidak sesuai.
Sejumlah warga mendatangi Kantor Hukum Wahrul Fauzi di jalan Khoiril Anwar Gang Palapa, untuk mengadukan nasibnya terkait ganti rugi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
"Kita kecam ganti rugi dari panitia jalan Tol karena tidak professional, seperti mekanisme pemberian kopelan terakhir (Kertas kecil) untuk nominal yang akan diganti rugi untuk warga. Ini namanya tidak profesional harusnya ada SK dari Tim Appraisal yang diketahui oleh BPN Lampung Selatan," ujar Wahrul Fauzi saat diwawancarai media saat menggelar jumpa pers di kantornya,Senin, 6 Maret 2017.