PT Pertamina (Persero) menjamin pasokan bahan bakar minyak (BBM) selama puasa dan arus mudik | PT Kontak Perkasa Futures
Sementara untuk penyaluran elpiji, Pertamina melakukan persiapan dengan menambah alokasi untuk Depot Tanjung Priok, Depot Tanjung Sekong, dan Terminal Eretan pada Mei dan Juni. Penambahan sebesar 5% di atas normal dari 7.050 MT menjadi 7.400 MT, menyiapkan SPBE kantong sebanyak 12 SPBE, menambah suplai untuk SPBE di wilayah Bandung Raya dari Terminal Eretan dari jalur nontol Cipali untuk mengantisipasi kepadatan saat arus mudik. “Kami memastikan depot elpiji maupun SPBE dapat tetap beroperasi pada hari Minggu dan siap untuk penambahan jam operasi, melakukan rerouting jalur skid tank yang melewati jalur rawan macet,” kata dia.
Area Manajer Communication & Relation Pertamina Jawa bagian barat Marketing Operation MOR III Yudi Nugraha mengatakan, Pertamina juga membentuk tim satuan tugas untuk memantau penyaluran pasokan BBM. Tim Satgas memantau dengan sistem komputerisasi untuk menjamin pasokan di titik-titik rawan kemacetan.
Selain itu, Pertamina juga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dan instansi seperti Hiswana Migas, TNI, Polri, Dinas Perhubungan, dan instansi lainnya dalam menjaga keamanan dan kelancaran penyaluran BBM.
“Khusus untuk mengantisipasi macet panjang yang terjadi selama arus mudik, Pertamina juga menyiapkan sistem contra flow bekerja sama dengan kepolisian untuk kelancaran distribusi mobil tangki di jalur wisata. Pasokan BBM dipastikan selalu tersedia penuh dengan tambahan sistem buffer atau pengiriman BBM pada H-1 dari jadwal seharusnya,” paparnya.
Untuk mengamankan pasokan, lanjutnya, Pertamina MOR III telah membentuk satuan tugas yang siap memantau penyaluran setiap hari dengan sistem komputerisasi SIMSND (sistem informasi manajemen supply & distribution), menambah armada mobil tangki dan waktu operasional TBBM, menyediakan produk BBK dalam kemasan, yaitu pertamax, pertamina dex dalam kemasan, menyediakan motor dan pikap khusus untuk mobilisasi BBK dalam kemasan di titik-titik kemacetan Tol Cikampek-Kanci, serta menyiapkan mobil tangki berdispenser di rest area non-SPBU.
Dia mengatakan, ketahanan pasokan premium di wilayah Jawa bagian barat sebanyak 21 hari, solar 34 hari, dan elpiji empat hari. Sementara selama periode masa mudik H-7 sampai H+7 diperkirakan konsumsi naik rata-rata premium naik 3% di atas penyaluran normal, yaitu sekitar 8.937 kiloliter (kl) per hari. Konsumsi pertamax series diperkirakan naik 15% menjadi 19.953 kl/hari, solar diperkirakan turun 51% menjadi sekitar 4.314 kl/hari, sedangkan elpiji diperkirakan naik 14% menjadi 6.778 metrik ton (MT) per hari.
Menurut dia, Pertamina wilayah Jawa bagian barat saat ini telah melakukan beberapa persiapan menghadapi arus mudik dan balik Lebaran. Pihaknya memperkirakan puncak arus mudik dimulai terjadi pada 23-24 Juni 2017, sedangkan puncak arus balik diperkirakan pada 1-2 Juli 2017. “Kami sejak dini melakukan persiapan. Sesuai pengalaman yang sudah berjalan, para pemudik akan menuju Jalur Pantura maupun jalur selatan, baik melalui tol maupun jalur nontol.
Adapun titik kemacetan diperkirakan terjadi di Merak, Cikampek, Nagrek, Cirebon-Pejagaan Brebes, menuju daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata dia.
Saat ini, Pertamina telah melakukan antisipasi lonjakan konsumsi mudik sampai arus balik Lebaran dengan meningkatkan stok tangki BBM (build up stock) di jalur-jalur utama sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan BBM.
“Kami tim Pertamina wilayah Jawa bagian barat akan terus siaga memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Selama Ramadan dan Lebaran masyarakat tidak perlu khawatir. Untuk pasokan BBM dan elpiji dijamin aman,” ujar General Manager Marketing Operation Region III Pertamina Jumali, di Jakarta.
PT Pertamina (Persero) menjamin pasokan bahan bakar minyak (BBM) selama puasa dan arus mudik dan balik Lebaran aman kendati konsumsi dipastikan melonjak.
DPRD Batam, Pertamina jangan Arogan | PT Kontak Perkasa Futures
Sementara Yuli, pengawas SPBU Jodoh, mengatakan bahwa pada tahun lalu, SPBU Jodoh mendapat jatah sebanyak 20 KL perhari. Namun berselang waktu, terjadi pengurangan yang signifikan, dan sekarang hanya mendapat jatah antara 10KL sampai 8KL saja.
“Dulu 20 KL, terus 16 KL, terus 10 KL, sekarang antara 8 sampai 10KL,” katanya.
Untuk peminat Premium, ia mengaku sudah tak begitu banyak. Banyak konsumen BBM, yang sudah beralih ke Pertalite. “Dulu yang 5 hari habis, sekarang sehari sudah isi ulang. Kalau jatah Premium, kita setiap hari masih dapat. Ini lagi nunggu antrian di Pertamina,” tuturnya.
” Apa ditiadakan atau dibatasi kita belum tahu. Kita akan panggil disperindag untuk mempertanyakan,” tuturnya.
Anggota Komisi II DPRD Batam, Uba Ingan Sigalingging mengaku belum mengetahui adanya pengurangan kuota premium. Menurutnya bila ini sudah dilakukan Pertamina jelas akan merugikan masyarakat. Mengingat situasi ekonomi Batam saat ini.
“Kita akan disposisikan dengan Komisi I dulu. Yang jelas, Pertamina jangan arogan dalam membuat kebijakan,” ungkapnya.
“Sekarang yang ditanyakan, apakah masyarakat mampu kalau langsung dihilangkan? Ini seperti menggunakan kekuasaan untuk membuat kebijakan,” kata Nuryanto, kemarin.
Bahkan, dalam waktu yang dekat pihaknya akan meminta klarifikasi dari pertamina, dan diundang dalam pembahasan akan masalah ini.
Menurutnya, kebijakan yang dibuat bakal berdampak pada kemampuan daya beli masyarakat. Jika tiba-tiba dihapus, hal ini ditakutkan bakal menyebabkan keributan di lingkup konsumen.
Kebijakan Pertamina untuk pengurangan kuota premium, menuai kontra dari banyak pihak. Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto, mengakui bahwa kebijakan ini dirasa konyol, karena tidak ada sosialisasi yang disampaikan ke masyarakat.
Suplai Premium Turun 100 KL Per Hari | PT Kontak Perkasa Futures
Arya menambahkan, kini angka penyaluran premium juga masih tinggi banding pertalite. Jika premium 350 KL perhari, pertalite yakni 265 KL perhari. ” Kalau mau dihapus? buktinya sekarang penyaluran premium masih diatas pertalite,” ucapnya.
Dia mengatakan, kekosongan premium yang kerap terjadi di beberapa SPBU di Batam selama ini disebabkan karena arus distribusi yang terhambat. Mengingat Kepri tempat Batam berada merupakan daerah kepulauan. “Ini kendala utamanya, mau tak mau kapal harus jadi transportasi utama,” imbuhnya.
Ditanya, apakah ada penurunan suplai premium seiring desas desus premium dihapus, Arya menolak berkomentar banyak, pasalnya yang punya wewenang terkait hal tersebut merupakan ranahnya pemerintah dalam hal ini Kementrian energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Yang pasti sesuai dengan Peraturan Presiden 191 tahun 2014 premium masih tetap ada karena jenis bahan bakar ini merupakan penugasan pemerintah, walau tidak disubsidi lagi,” kata dia, Jumat (19/5).
Menurutnya, dengan mekanisme yang demikian, jumlah penyaluran premium pada suatu kondisi bukan hal yang mutlak. Artinya sewaktu-waktu akan berubah sesuai dengan permintaan pasar. “Penyaluran kita potretnya mingguan, artinya naik turun itu bukan berarti potret tahunan. Waktu 450 KL disampaikan saat tingginya kebutuhan premium. Jadi nggak bisa dibanding dengan tahun lalu berapa atau beberapa waktu lalu,” papar dia.
Ke depan, angka penyaluran pun demikian akan berubah sesuai dengan kebutuhan. Arya mencontohkan, penurunan akan terjadi seperti menjelang ramadan sekarang. Ini merupakan tren rutin tahunan. “Nanti naik lagi H-3 hingga H+4, ini puncaknya penyaluran,” terangnya.
Ia mengatakan, semenjak premium tidak lagi disubsidi perubahan suplai premium merujuk pada permintaan atau kebutuhan premium, semakin tinggi permintaan semakin tinggi juga pertamina menyalurkan premium. Ini berbeda dengan tahun sebelumnya sebelum disubsidi premium masih ditentukan kuotanya.
“Sistem bukan seperti dulu waktu subsidi yang pakai kuota, sekarang berapa demand-nya segitulah yang kita supply. Misalkan hari ini Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) minta sekian, kita kirim (yang sesuai),” terang dia.
Kalau mau tahu berapa potretnya sekarang ya segitu, perminggu ini (penyalurannya turun),” kata Arya, saat dikonfirmasi Sabtu (20/5).
Penyaluran rata-rata harian premium di Batam yang sebelumnya 450 kilo liter (KL) perhari, kini tiba-tiba turun jadi 350 KL perhari. Officer Communication & Relations Pertamina Sumbagut, Arya Yusa Dwicandra menyebutkan tren tersebut terjadi sejak seminggu terakhir.