"Enggak, enggak berbahaya," ujar Slamet saat dikonfirmasi di lokasi. Menurut Slamet, alat pembakaran narkoba itu dirancang memiliki filter udara pada cerobongnya. Dengan demikian, kadar narkoba pada hasil pembakaran benar-benar tertekan pada titik yang paling rendah.
"Apalagi semakin tinggi cerobong, semakin meminimalisir lagi kadar narkobanya. Semakin tinggi cerobong, kadar narkobanya semakin terurai," ujar Slamet. Salah satu anggota BNN yang menjadi operator incenerator mengatakan, asap hitam pekat terjadi lantaran jumlah narkoba yang dibakar dengan suhu lebih dari 1.000 derajat celcius, melebihi kapasitas incenerator itu sendiri.
Pemusnahan ratusan kilogram narkoba hasil tangkapan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Selasa (6/12/2016) pagi, diwarnai momen tidak nyaman.
Asap warna hitam pekat yang keluar dari cerobong alat pemusnah narkoba bernama incenerator itu membuat tenggorokan siapa pun yang menghirup akan tercekat dan membuat saluran hidung tidak nyaman. Kepala Humas BNN Slamet Pribadi memastikan, asap sama sekali tak membuat orang yang menghirup menjadi di bawah pengaruh narkotika.
Asap hasil pemusnahan narkoba dengan cara dibakar mengganggu orang yang hadir di kawasan Monas, dekat Patung Wisnu Kencana yang menjadi tempat pemusnahan dilaksanakan. Presiden Jokowi sendiri sudah bertolak dari lokasi acara saat asap tersebut memenuhi udara di sekitar lokasi pemusnahan.
Diketahui, barang bukti narkoba yang dimusnahkan sendiri yakni 445 kilogram sabu, 190.840 butir ekstasi, 422 kilogram ganja kering dan 323.000 pil happy five. Barang bukti itu merupakan hasil pengungkapan BNN selama 2 bulan terakhir dari 29 orang tersangka.
"Kapasitasnya 10 kilogram. Tapi tadi dimasukin lebih, jadinya asapnya hitam pekat begini. Tapi enggak apa-apa," ujar dia.
Jokowi Tunjukkan Wajah Marah | PT Kontak Perkasa
Badan Narkortika Nasional (BNN) memusnahkan barang bukti berbagai jenis narkoba yang jumlahnya ratusan kilogram. Presiden Jokowi memimpin langsung pemusnahan barang laknat ini di Lapangan Monas. Dengan menunjukkan muka marah, eks Walikota Solo itu menyatakan perang terhadap narkoba. Tentu saja di dunia maya, aksi Jokowi ini mendapat dukungan penuh netizen.
Tiba sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin, Jokowi didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Wakapolri Komjen Syafruddin, Kepala BNN Komjen Budi Waseso, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono. Sebelum barang bukti dengan rincian 445 kg sabu, 422 kg ganja, 323 ribu butir happy five dan 190.840 butir ekstasi secara simbolis dimusnahkan, Jokowi memberi pengarahan. Dengan nada marah, dia menegaskan, Indonesia perang total terhadap peredaran narkoba. Dia menyebut, setiap tahun ada lebih 15.000 orang mati usia muda karena penyalahgunaan narkoba. Jokowi lantas membandingkan jumlah pengedar dan bandar narkoba yang mati setiap tahunnya.
"Berapa bandar dan pengedar yang mati akibat narkoba? Ini pertanyaan untuk Pak Kepala BNN supaya dibandingkan dengan 15.000 yang mati tadi. Tolong ini digarisbawahi. Perang besar terhadap narkoba," tegas Jokowi yang menunjukkan muka marah. Apalagi melihat barang bukti yang dimusnahkan, menurut Jokowi sudah melampaui batas. "Ini jumlah yang sangat besar sekali. Karena betul-betul melihat barang seperti ini kita harus sekali lagi menyatakan perang besar terhadap narkoba," tegasnya lagi.
Usai memberi arahan, Jokowi yang mengenakan batik biru lengan panjang lantas diajak menyaksikan uji laboratorium terhadap barang bukti. Mengenakan masker dan sarung tangan karet, dia tercengang melihat hampatan ratusan bungkus narkoba dalam kertas cokelat dan plastik bening. Setelah melihat uji lab, Jokowi dipersilakan mengambil barang bukti yang ada di hadapannya untuk dimasukkan ke insenerator (alat pemusnah). Dia memilih dua bungkus cokelat dan memasukkannya ke mesin pembakar narkoba. Kemudian, sejumlah pejabat yang hadir berturut-turut memasukan narkoba ke insenerator.
Melihat ketegasan Jokowi, netizen mendukung penuh. Sejumlah pembaca di berbagai link berita terkait setuju dan mendukung sikap Jokowi. Pembaca Amin Mukti berharap, di bawah era Jokowi narkoba perlahan tapi pasti harus enyah dari bumi indonesia. "Ancaman serius untuk generasi bangsa," tulis dia. Akun Jeo Bonar menilai, ungkapan Jokowi ini menyentil Kepala BNN, Komjen Budi Waseso (Buwas). "Pak Buwas. Sampean kena sentil pak Presiden tuh," tulisnya.
Taufik Subhi Ramadhona berpendapat lain. Dia berharap, BNN juga bersih-bersih di internalnya. "Pak Buwas. Kalau bisa jangan pengedar dan pemakai di luaran saja yang disikat habis. Coba di mulai dari internal seluruh BNN Pusat maupun Daerah. Pastikan semua personil BNN negatif narkoba," katanya, diamini @hendz76. "Bunuh aja semuanya bandar kakap narkoba ama koruptor-koruptor," katanya. Akun @rukyto88 menimpali. "Bandar narkoba, koruptor harus dihukum mati biar takut," ujarnya. ***