Jepang dan negara-negara anggota Trans Pacific Partnership (TPP) lainnya akan meneruskan kesepakatan dagang | PT Kontak Perkasa Futures
"Kami perlu memastikan bahwa kepentingan kami tetap terlindungi dan manfaat yang diperoleh masih lebih besar daripada pengeluaran," kata Menteri Perdagangan Malaysia, Mustapa Mohamed.
Volume perdagangan antara negara-negara yang tersisa berkurang hampir seperempat, setelah AS tidak berada di TPP. Pejabat dari negara-negara TPP akan bertemu lagi di Jepang pada Juli mendatang dan akan mengajukan proposal pada November.
Meskipun anggota TPP menjaga agar kesepakatan perdagangan tetap berjalan, mereka gagal mencapai komitmen yang dianggap sebagai cara untuk mencegah dominasi Cina. "Kami fokus pada bagaimana kami dapat bergerak maju dengan 11 negara," kata Menteri Perdagangan Selandia Baru, Todd McClay.
Salah satu tantangan terbesar TPP adalah mempertahankan Vietnam dan Malaysia untuk tetap menandatangani kesepakatan tersebut. TPP juga harus melakukan reformasi besar terutama untuk mendapatkan akses pasar AS yang lebih baik.
Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengatakan tidak ada jalan kembali untuk AS. Namun, dia yakin akan ada serangkaian kesepakatan bilateral antara AS dengan negara-negara di kawasan Trans Pacific.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra dagang kami untuk memperluas akses pasar ekspor AS dan menangani praktik perdagangan yang tidak sejalan yang terjadi terus-menerus," kata juru runding perdagangan era Presiden AS Ronald Reagan tersebut.
Pertemuan negara anggota TPP di Hanoi ini merupakan pertemuan perdagangan terbesar sejak Presiden Trump menarik diri. Trump beralasan, perjanjian perdagangan bebas multilateral akan membebani Amerika dan dia ingin mengurangi kesepakatan-kesepatakan baru.
Di sela-sela pertemuan tersebut, 11 negara anggota yang tersisa dari TPP sepakat untuk mengeksplorasi bagaimana mereka dapat bergerak maju tanpa AS. Sebagian negara masih berharap Washington akan kembali mempertimbangkan keputusannya menarik diri dari TPP.
Jepang dan negara-negara anggota Trans Pacific Partnership (TPP) lainnya akan meneruskan kesepakatan dagang meski tanpa Amerika Serikat (AS). Mereka menyelenggarakan pertemuan baru di Hanoi, Vietnam, Ahad (21/5), setelah pertemuan sebelumnya diwarnai ketegangan akibat kebijakan "America First" yang dikeluarkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Ketegangan dan kekacauan perundingan perdagangan global terjadi saat pertemuan forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Forum ini gagal menyepakati pernyataan bersama, setelah negara-negara oposisi AS menolak proteksionisme AS.
Tanpa persetujuan Trump, Kemitraan Trans-Pasifik TPP tetap berjalan | PT Kontak Perkasa Futures
Kesepakatan dagang itu ditujukan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan memicu pertumbuhan,termasuk dengan memangkas tarif.
Beberapa langkah yang disepakati negara-negara anggota TPP antara lain adalah standardisasi ketenagakerjaan,lingkungan,hak cipta,paten,dan proteksi-proteksi hukum lain.
Bagi Indonesia,kesepakatan ini antara lain akan mempengaruhi masuknya produk Indonesia ke pasar-pasar negara anggota TPP.
Pada Januari lalu,Donald Trump menandai hari pertamanya sebagai presiden Amerika Serikat dengan mengambil keputusan untuk mundur dari perjanjian TPP.
Keputusan mundur dari TPP ini sebenarnya langkah simbolik karena kesepakatan TPP yang dirudingkan oleh pemerintahan Barack Obama tak pernah diratifikasi oleh Kongres.
TPP yang mencakup 40% ekonomi dunia beranggotakan Jepang,Australia,Brunei Darusalam,Kanada,Cile,Malaysia,Meksiko,Selandia Baru,Peru,Singapura,dan Vietnam.
Menteri Perdagangan Selandia Baru,Todd McClay,mengatakan para 11 anggota TPP "berkomitmen mencari cara untuk mewujudkan" kesepakatan dagang itu.
Meski TPP membuka peluang bagi AS untuk bergabung kembali,perwakilan dagang AS,Robert Lighthizer,mengatakan negaranya tidak akan menempuh jalan itu.
"Amerika Serikat telah menarik diri dari TPP dan tidak akan mengubah keputusan itu. Presiden telah membuat keputusan dan saya sepakat bahwa negosiasi bilateral lebih dari bagi AS ketimbang negosiasi multilateral," kata Lighthizer.
Pada Januari lalu,Donald Trump menandai hari pertamanya sebagai presiden Amerika Serikat dengan mengambil keputusan untuk mundur dari perjanjian TPP.
ara menteri perdagangan dari 11 negara anggota Kemitraan Trans Pasifik (TPP) setuju melanjutkan kesepakatan perdagangan itu meski Presiden Amerika Serikat,Donald Trump,memilih keluar.
Persetujuan para menteri perdagangan diberikan dalam pertemuan di Vietnam. Mereka juga sepakat akan membantu kapanpun AS memutuskan bergabung kembali dengan TPP.
Kesepakatan untuk membangkitkan TPP dipimpin oleh menteri perdagangan Jepang,Australia,dan Selandia Baru.
Tanpa AS, 11 Negara Setuju Lanjutkan Kerja Sama TPP | PT Kontak Perkasa Futures
Selandia Baru tidak pernah berpikir jika kesepakatan itu sudah mati. Satu negara memutuskan untuk tidak ikut tapi masih ada perjanjian berkualitas tinggi dan seperangkat aturan di seluruh Asia Pasifik," jelas dia.
Dirjen Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Luar Negeri Chili Paulina Nazal Aranda mengatakan keputusan bersama ke-11 negara merupakan hal yang baik. "Jelas itu akan membawa manfaat bagi masyarakat kita untuk petani, keluarga, UKM, pemuda dan perempuan," jelas dia.
Dia diharapkan kelompok setuju untuk menyempurnakan kesepakatan untuk mengimbangi langkah AS.
Meskipun Perdana Menteri Jepang Shinzo Abeawalnya mengatakan bahwa Trans-Pacific Partnership tak akan berarti tanpa AS, namun baru-baru ini Pejabat Jepang diketahui memenuhi undangan dari Australia dan Selandia Baru untuk melanjutkan pembahasan kerja sama tersebut meski tanpa Amerika.
Menteri Perdagangan Selandia Baru Todd McClay mengatakan, telah banyak waktu dan upaya untuk membuat kesepakatan kerja sama ini tetap berjalan. Terutama meyakinkan negara mitra yang khawatir kerja sama tak akan berarti tanpa kehadiran AS.
Ke-11 negara setuju untuk menyelesaikan penilaian awal kerja sama ini sebelum berlangsungnya pertemuan APEC Economic Leaders pada pertengahan November di Vietnam.
Trans-Pacific Partnership sempat dianggap mati setelah Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan perdagangan yang melibatkan 12 negara ini. Keputusan ini dinilai akan menjadi bencana yang berimbas ke sektor manufaktur Negara Adidaya tersebut.
Melansir laman CNBC, Senin (22/5/2017), ke-11 negara mencapai kesepakatan di sela-sela pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) tingkat menteri perdagangan di Hanoi, Vietnam.
Mereka juga setuju untuk membawa kesepakatan berlaku secepatnya. "Upaya ini sebagai langkah mengatasi keprihatinan kami tentang proteksionisme, demi menjaga pasar terbuka, memperkuat sistem perdagangan berbasis aturan internasional, meningkatkan perdagangan dunia, dan meningkatkan standar hidup," menurut pernyataan bersama ke-11 negara tersebut.
Sebanyak 11 negara bersepakat untuk tetap melanjutkan kerja sama perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP) meski tanpa Amerika Serikat (AS). Kesepakatan ini tampaknya sebagai bentuk perlawanan retorika proteksionisme yang digaungkan Pemerintahan Presiden AS Donald Trump.