(IHSG) menguat 14 poin | PT Kontak Perkasa Futures
Akan tetapi, seperti kondisi historikalnya dimana saat banyak pihak yang optimistis, maka laju IHSG cenderung berbalik melemah. Masih adanya aksi jual dinilai akan membuka potensi pelemahan lanjutan.
Namun, dia mengatakan mengingat posisi IHSG yang dapat dianggap kembali pada posisi normalnya, maka seharusnya mulai ada peluang pembalikan arah menguat. ''Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menahan potensi pembalikan arah menguat tersebut. Adanya kejadian teror bom diharapkan tidak menganggu potensi rebound pada IHSG,'' ujar Reza.
Hal tersebut juga berkaca pada bom di Sarinah tahun lalu, yang tidak memberikan efek jangka panjang. Namun, kata dia, kalau kondisi ini terus terjadi, maka bisa berpengaruh terhadap investasi, apalagi jika yang diserang adalah obyek vital negara seperti instansi pemerintah atau pusat bisnis.
Meski demikian, Reza memprediksi IHSG berpeluang menguat menuju ke level resisten di area 5.715 dan 5.726. Pelemahan yang telah terjadi cukup dalam pada dua hari jelang libur sekaligus pascakenaikan rating Indonesia oleh S&P meninggalkan kenangan yang cukup negatif, mengingat banyaknya ulasan yang langsung menaikkan atau merevisi target IHSG.
Tujuh sektor saham menguat yaitu agribisnis, aneka industri, pertambangan, infrastruktur, keuangan, industri dasar dan properti. Sementara tiga saham sektoral lainnya melemah yaitu konsumer, manufaktur, dan perdagangan.
''Sementara ini (pasar) belum terlalu terlihat panik karena bisa langsung diatasi,'' ucap Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, saat dihubungi, Jumat (26/5).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 14 poin atau 0,25 persen di level 5.717 setelah terjadi ledakan bom di kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5).
Pasca Teror Bom, IHSG Masih Bisa Positif | PT Kontak Perkasa Futures
Kemarin IHSG harus puas berakhir di 5.703 pada penutupan perdagangan menjelang hari kejepit nasional alias harpitnas.
Semalam Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi. Pasar saham Wall Street diramaikan oleh aksi beli di saham-saham konsumer.
Bursa-bura Asia pagi ini bergerak mix pag ini. Sentimen positif rekor Wall Street tidak diserap dengan baik oleh pelaku pasar Asia.
Aksi beli saham belum terlalu marak sehingga penguatan IHSG tidak terlalu tinggi. Aksi jual investor domestik juga menghambat penguatan IHSG.
Hingga pukul 09.05 waktu JATS, IHSG bertambah 12,685 poin (0,22%) ke level 5.716,118. Sementara Indeks LQ45 tumbuh 2,255 poin (0,24%) ke level 5.716.118.
Pada perdagangan preopening, IHSG naik tipis 9,921 poin (0,17%) ke level 5.713,354. Sedangkan Indeks LQ45 menguat tipis 2,495 poin (0,26%) ke level 955,733.
Mengawali perdagangan akhir pekan, Jumat (26/5/2017), IHSG dibuka menguat 13,218 poin (0,23%) ke level 5.716,651. Indeks LQ45 dibuka naik 2,892 poin (0,30%) ke level 956,130.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa positif meski kemarin terjadi teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Sentimen positif datang dari Wall Street yang semalam cetak rekor tertinggi.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini menguat. Dolar AS berada di posisi Rp 13.295 dibandingkan kemarin sore Rp 13.307.
Sektor Infrastruktur Topang Penguatan IHSG | PT Kontak Perkasa Futures
Sebanyak 52 saham bergerak menguat, 44 saham bergerak melemah, dan 451 saham stagnan dari 547 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pagi ini.
Lima dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak menguat, dengan dorongan utama dari sektor infrastruktur yang naik 1,47%, diikuti sektor finansial yang menguat 0,32%.
Adapun, empat sektor lainnya melemah, didorong oleh sektor tambang yang merosot 0,30%.
IHSG hari ini dibuka menguat 0,17% atau 9,92 poin ke level 5.713,35 dan lanjut menguat 5.717,39 pada pukul 09.10 WIB.
Pada perdagangan Rabu (24/5), IHSG ditutup melemah 0,47% atau 27,18 poin ke level 5.703,43.
Sektor Infrastruktur menjadi pendorong utama atas penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal perdagangan hari ini, Jumat (26/5/2017).