(IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham | PT Kontak Perkasa Futures
IHSG kembai terkonsolidasi dengan pergerakan menguji support moving average yang cukup kuat yakni moving average 7 dan moving average 25," kata Lanjar.
Untuk rekomedasi saham Bima memilih saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA) untuk dicermati pelaku pasar.
Sedangkan Lanjar memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT), serta saham PT Sentul City Tbk (BKSL).
Bima merekomendasikan, IHSG bergerak di kisaran support 5.652 dan resistance 5.727.
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan pergerakan IHSG yang terkonsolidasi membuat pergerakan IHSG cenderung sempit. IHSG akan bergerak di kisaran 5.636-5.710 pada Selasa pekan ini.
Selain itu, inflasi Amerika Serikat (AS) dari 2,4 persen secara year on year (YoY) menjadi 2,2 persen YoY membuat dolar AS melemah karena berpotensi membuat bank sentral AS atau the Federal Reserve menahan kenaikan suku bunga.
"Pelemahan dolar AS tersebut membuat rupiah dan IHSG berpeluang naik pada Selasa pekan ini," kata dia.
Bima mengatakan, investor akan merespons positif kesepakatan pemangkasan produksi minyak antara Arab Saudi dan Rusia yang merupakan eksportir minyak terbesar di dunia membuat harga minyak naik menjadi US$ 48,7 per barel dari posisi US$ 46 per barel.
"Sentimen itu (harga minyak) menjadi sentimen positif untuk sektor tambang," kata Bima saat dihubungi Liputan6.com.
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Selasa (16/5/2017) ini. Sentimen global akan menjadi penopang IHSG.
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, sentimen eksternal akan pengaruhi laju IHSG. Bahkan sentimen eksternal ini menjadi penopang IHSG di tengah sentimen internal yang negatif.
IHSG dibuka turun tak seirama bursa Asia | PT Kontak Perkasa Futures
Penurunan nilai dan volume ekspor terjadi di semua komoditas perdagangan baik minyak dan gas (migas) maupun non migas. Walau begitu ekspor dan impor kali ini lebih tinggi bila dibandingkan April 2016.
Kepala BPS Suhariyanto mengklaim, penurunan ekspor dan impor April sudah biasa karena faktor musiman. "Sejak April 2012, nilai ekspor April selalu lebih kecil dibanding Maret. Ekspor April 2016 US$ 11,69 miliar, lebih kecil dibanding Maret 2016 yang sebesar US$ 11,81 miliar. Jadi ini pattern yang biasa," kata Suhariyanto.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, candle membentuk pola bearish dragonfly doji star yang menguatkan sinyal pelemahan. Kinerja ekspor dan impor bulan April yang turun bisa memperberat potensi kenaikan IHSG hari ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (15/5) kemarin mengumumkan baik ekspor dan impor April 2017 turun sekitar 10% dibandingkan dengan Maret 2017.
Lima dari 10 indeks sektoral membebani arah IHSG. Sektor aneka industri paling dalam penurunan 0,47%. Sementara, sektor industri dasar memimpin penguatan 0,49%.
Investor asing pun masih getol melakukan aksi beli. Di awal perdagangan ini, net buy asing sekitar Rp 3,977 miliar.
IHSG Selasa (16/5/2017) Diprediksi Bergerak di 5.636-5.710 | PT Kontak Perkasa Futures
Komposisi neraca perdagangan surplus tertolong tingkat pertumbuhan impor yang melambat 10,31% dari 17,59% pada April. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp740,79 miliar pada perdagangan hari ini.
Pada perdagangan Senin (15/5/2017) IHSG secara mengejutkan ditutup menguat 13,65 poin atau 0,24% ke posisi 5.688,87 pada prapenutupan awal pekan ini. Pergerakan IHSG cenderung tertekan pada sesi kedua dengan sektor infrastruktur yang melemah 0,51%. Data aktivitas ekspor yang melambat hingga di bawah ekspektasi di level 12,63% dari 24,30% dengan ekspektasi 22,45% menjadi faktor utama aksi jual investor pada awal pekan ini.
Saham-saham yang masih dapat diperhatikan di antaranya ASII, BKSL, HRUM, WIKA, WSKT, dan PWON.
Indeks harga saham gabungan pada Selasa (16/5/2017) diprediksi bergerak di level 5.636-5.710.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali terkonsolidasi dengan pergerakan yang menguji dua support moving average yang cukup kuat, yakni MA7 dan MA25.
"Pergerakan yang terkonsolidasi membuat perkiraan pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sempit dan tertahan pada kisaran pergerakan 5.636-5.710," katanya dalam riset yang diterima pada Senin (15/5/2017).