"Ada banyak, tetapi kami lihat dia sebagai salah satu orang. Twitternya cukup banyak. Saya pikir seharusnya meredam," katanya di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (2/11/2016).
Selain melaporkan Andi, Solmet juga datang ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa terkait laporannya yang menyebut, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah melakukan penghasutan dalam aksi damai 4 November lalu.
Solidaritas Merah Putih (Solmet) bakal melaporkan staf khusus mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief lantaran diduga menjadi pengunggah ide rush money.
"Cukup menarik kalau terjadi aksi menarik uang di perbankan yang dilakukan peserta aksi 2511 di tengah mereka mendapat tuduhan aksi dibiayai. Aksi massa besar dengan penarikan uang besar inilah gerakan politik baru, aksi parade pam swakarsa kebhinekaan sebenarnya konser musik. Aksi massa besar dengan penarikan uang besar merupakan lompatan peningkatan kesadaran massa yang luar biasa. Di atas kesadaran rata-rata masyarakat," tulis Andi Arief dalam twitternya.
Ketua Umum Solmet Silfester Matutina mengatakan, Andi Arief akan dilaporkan terkait pengunggahan ide rush money atau penarikan uang di media sosial. Memang ada banyak orang yang memposting ide rush money. Namun, Solmet hanya fokus terhadap postingan Andi Arief.
Seperti diketahui, ide rush money juga terdapat di Twitter Andi Arief, @AndiArief_AA pada 15 November lalu. Ia menuliskan, aksi menarik uang di bank secara serempak belum pernah terjadi di dunia sebagai bentuk perlawanan.
Dia menerangkan, untuk mendukung laporannya tersebut, Solmet telah membawa alat bukti berupa postingan di akun media sosial berupa twitter. Namun, belum diketahui apakah laporannya tersebut bakal diproses atau tidak oleh kepolisian. "Ada twitternya, kami bawa buktinya kok," ujarnya.
1. Solmet Diperiksa Polisi Terkait Laporan untuk Fahri Hamzah
Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Sylver Matutina saat di Mapolda Metro Jaya, Senin (28/11/2016). Solmet melaporkan wakil ketua DPR, Fahri Hamzah karena diduga melakukan provokasi pada demo 4 November 2016 lalu.
Solidaritas Merah Putih (Solmet) kembali mendatangi Mapolda Metro Jaya pada Senin (28/11/2016).
Kedatangannya kali ini untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi pelapor dalam kasus dugaan penghasutan yang dilakukan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat berorasi pada unjuk rasa 4 November 2016 di Jakarta.
"Hari ini kami diperiksa sebagai saksi pelapor. Sekaligus kami diminta untuk menyerahkan kronologi tertulis atas kasus yang kami laporkan sebagai barang bukti," ujar Ketua Umum Solmet, Sylver Matutina, di Mapolda Metro Jaya.
Sylver menjelaskan, mereka melaporkan Fahri ke polisi untuk memberikan efek jera sehingga ke depan tidak ada lagi yang menyampaikan pendapat di muka umum dengan tidak mematuhi aturan yang berlaku dan melakukan provokasi.
Simak berita selengkapnya di sini.
2. Datang Mengadu, Ketua RT Ini Malah Dimarahi Ahok
Calon pasangan cagub-cawagub DKI, Basuki Tjahaja Purnama saat menerima pengaduan dari warga di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016). Ahok menerima pengaduan warga mengenai permasalahan Ibu Kota setiap pagi dari Senin hingga Jumat di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta.
Salah seorang ketua RT dari wilayah Taman Sari, Jakarta Barat, dimarahi calon petahana gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, saat dirinya datang mengadu ke Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016) pagi.
Ahok menganggap ketua RT yang diketahui bernama Tan Chi Tiong itu tidak bekerja dengan baik.
Kemarahan Ahok bermula saat Tan menyampaikan pengaduan mengenai got di lingkungan tempat tinggalnya. Tan menyebut got di lingkungannya tak berfungsi sejak lama.
Saat diminta naik ke panggung, Tan mengawali pengaduannya dengan memperkenalkan diri.
"Saya ketua RT di kawasan saya sudah 6 periode, Pak. Saya mau ngadu soal got kami yang masih belum beres, Pak," kata Tan.
Belum sempat Tan menyampaikan aduannya lebih jauh, Ahok langsung memotong. Ahok mengatakan, seharusnya Tan melaporkan langsung masalah itu melalui aplikasi Qlue.
Baca selengkapnya di sini.
3. UU ITE yang Baru Mulai Berlaku Hari Ini
Ilustrasi Undang-undang Informasi & Transaksi Elektronik (ITE).
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang baru direvisi, akan berlaku mulai hari ini, Senin (28/11/2016).
"Berdasar UU no 12 tahun 2011 Pasal 73, suatu RUU disahkan melalui tanda tangan Presiden paling lambat 30 hari setelah disetujui DPR dan Presiden," kata Ketua Tim Panitia Kerja (Panja) RUU ITE Henry Subiakto melalui pesan singkat, Senin (28/11/2016).
"Kalau belum ditandatangani Presiden dalam waktu paling lama 30 hari terhitung saat disetujui bersama, maka RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan," lanjut Henry.
Ada empat perubahan dalam UU ITE yang baru.
Pertama, adanya penambahan pasal hak untuk dilupakan, yakni pasal 26.
Pasal itu menjelaskan seseorang boleh mengajukan penghapusan berita terkait dirinya pada masa lalu yang sudah selesai, namun diangkat kembali.
Baca selengkapnya di sini.
4. Program Agus soal Bantuan Rp 1 Miliar Per RW Disebut Setara Anggaran 7.000 Unit Rusun
Calon gubernur nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, belajar cara membuat tempe di salah satu Sentra Produksi Tempe di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016) siang.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Nasdem, Bestari Barus, mengkritik program bantuan langsung sebesar Rp 1 miliar per RW dari cagub dan cawagub DKI Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Menurut Bestari, janji kampanye harus ditepati jika Agus dan Sylviana berhasil memenangkan Pilkada DKI 2017. Namun, program bantuan langsung itu dirasa sulit untuk diwujudkan.
"Janji kampanye selain wajib dipenuhi pada saatnya kelak, maka perlu pula dikaji mendalam tentang program yang ditawarkan kepada publik. Apakah rasional menjanjikan alokasi uang rakyat sebesar Rp 1 Milyar per RW?" kata Bestari kepada Kompas.com, Senin (28/11/2016).
Selain anggota DPRD DKI, Bestari juga merupakan tim sukses pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Bestari melanjutkan, selama ini selalu ada dinamika proses pembahasan anggaran antara Pemprov DKI dan DPRD DKI. Dia pun mencoba mengkalkulasikan besar anggaran yang akan dikeluarkan jika program itu diajukan.
Simak selengkapnya di sini.
5. Amalia "Teman Ahok": Saya Berjilbab dan Saya Bukan Ulin Yusron
Juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas dan salah seorang warga.
Pendiri kelompok relawan "Teman Ahok", Amalia Ayuningtyas angkat bicara mengenai pergunjingan tentang dirinya yang beredar di media sosial yang menyebut dirinya tak berjilbab.
Ia menyampaikan hal itu saat hadir dalam acara peluncuran aplikasi "Go Ahok 2", di Kantor Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016).
"Saya Amalia Ayuningtyas, saya memang berjilbab, dan saya bukan Ulin Yusron," kata Amalia yang langsung direspons tawa sebagian peserta acara.
Ulin Yusron adalah pegiat medsos yang fotonya sempat disandingkan dengan foto Amalia. Dalam pergunjingan yang ada di medsos, Ulin disebutkan sebagai Amalia versi saat tidak mengenakan jilbab. Ulin merupakan seorang laki-laki.
Amalia menuturkan bahwa dirinya sudah berjilbab sejak usia kanak-kanak. Karena itu, Amalia heran dengan adanya pergunjingan yang menudingnya tak berjilbab. Apalagi pergunjingan yang membandingkan wajahnya dengan Ulin.
Selengkapnya silakan baca di sini.
6. Suu Kyi Tunda Lawatan ke Indonesia, Banglades Usir Warga Rohingya
Pemimpin pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Pemimpin Myanmar de facto, Aung San Suu Kyi, Senin (28/11/2016), menunda lawatan ke Indonesia setelah aksi protes di Jakarta untuk membela minoritas Rohingya.
Selain itu, gangguan keamanan diduga menjadi salah satu alasan penundaan. Namun, dugaan soal keamanan ini dibantah oleh otoritas Myanmar, seperti dilaporkan Agence France-Presse.
Polisi di Jakarta telah menggangalkan sebuah rencana untuk menyerang kantor Kedutaan Besar Myanmar, yang diduga akan dilakukan sebagai protes atas penindasan terhadap etnis Rohingya.
Ribuan warga Rohingya yang lari dari kekerasan di Myanmar telah membanjiri perbatasan antara negara bagian Rakhine, Myanmar, dengan Banglades dalam seminggu terakhir.
Pelarian etnis minoritas Rohingya terjadi karena klaim adanya pemerkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan oleh aparat keamanan, namun dibantah oleh pemerintah Myanmar.
Baca selengkapnya di sini.