Jalur baru kereta api direncanakan sudah mulai terbangun di Kalimantan sebelum tahun 2019 | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Surabaya
Kemudian lintasan Banjarmasin-Palangkaraya sejauh 194 km dengan masa pengadaan lahan 2017-2018, dan bisa dilakukan konstruksi pada tahun 2018-2019.
Sementara untuk jalur rel kereta lainnya di Kalimantan yang direncanakan dibangun dan masih dalam tahapan Amdal (Analisis Dampak Lingkungan) dan DED (Detail Enginering Design) yakni rute Batas Negara (Kalimantan Utara)-Tanjung Redep sejauh 279 km, Tanjung Redep-Lubuktutung sejauh 293 km. Rute Sanggau-Palangkaraya sejauh 587 km, Sanggau-Pontianak 143 km, dan Pontianak-Batas Negara sejauh 268 km.
Jika dirinci lebih lanjut, jalur kereta api yang sudah memungkinkan untuk dimulai tahapan konstruksinya sampai dengan tahun 2019 yakni ruas Balikpapan-Samarinda sejauh 89 km dengan target pengadaan lahan di tahun 2016-2017 serta masa konstruksi tahun 2017-2018, dan Tanjung-Balikpapan sejauh 234 km dengan pengadaan lahan dilakukan tahun 2017-2019 serta konstruksi di tahun 2018-2019.
Jalur lainnya yang memungkinkan siap konstruksi sebelum tahun 2019 yakni ruas Banjarmasin-Tanjung dengan panjang lintasan 196 km. Dengan rincian pengadaan lahan dilakukan tahun 2016-2018, dan masa konstruksi tahun 2018-2019.
Namun jalur tersebut bukan membujur langsung dari Kalimantan Utara ke Kalimantan Barat, melainkan lintasannya dimulai dari perbatasan Kalimantan Utara dengan Sabah (Malaysia), kemudian ke Selatan melewati Tanjung Redep, Lubuktutung, dan Balikpapan sebelum kemudian sampai di Banjarmasin.
Baru kemudian berbelok ke Barat melewati Kalimantan Tengah tepatnya di Palangkaraya, sebelum kemudian berlanjut ke Utara lagi di Pontianak Kalimantan Barat, dan berujung di batas negara wilayah Sanggau, Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Sarawak (Malaysia).
Jalur baru kereta api direncanakan sudah mulai terbangun di Kalimantan sebelum tahun 2019. Pemerintah lewat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan bisa membangun jalur rel kereta api sepanjang 2.428 kilometer (km) secara bertahap. Ruas mana yang paling siap dibangun?
Data rencana pembangunan jaringan kereta api 2015-2019 Ditjen Perkeretaapian Kemenhub seperti yang dikutip detikFinance, Jumat (19/5/2017), jalan kereta api di Borneo ini akan memanjang dari ujung perbatasan di Kalimantan Utara, sampai ke perbatasan di Kalimantan Barat.
Mengapa Dulu Belanda Rajin Bangun Rel KA di RI? | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Surabaya
Lanjut dia, wajar jika negara-negara maju sangat mengandalkan jaringan kereta untuk logistiknya di darat.
"Kereta ini sangat efisien untuk jarak jauh. Seperti China itu serius sekali bangun rel kereta, mereka sampai dirikan 3 perguruan tinggi khusus untuk kereta api. Karena bangun kereta butuh SDM yang spesialisasi," ungkap Djoko.
Kenapa Belanda bangun banyak rel kereta, padahal saat itu masih sedikit penduduk. Karena itu memang awalnya bukan untuk penumbang, untuk angkutan barang. Kereta ini paling efisien untuk barang sampai ke pelabuhan-pelabuhan," jelas Djoko kepada detikFinance, Jumat (19/5/2017).
"Baru kemudian untuk angkutan penumpang, tapi prioritas barang saat itu. Kalau berpikirnya ini penumpangnya ramai atau tidak, sampai sekarang enggak dibangun-bangun jalur kereta. Karena memang bangun kereta api visinya jangka panjang," katanya lagi.
Namun saat ini, hanya sekitar 4.000 km saja yang masih aktif. Jalur kereta api warisan kolonial ini sebagian besar dinonaktivkan pada tahun 1970-an.
Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengungkapkan motivasi utama Belanda membangun jaringan kereta api adalah untuk efisiensi angkutan barang, khususnya hasil perkebunan seperti gula, teh, kopi, tembakau, dan sebagainya.
Saat masih bernama Hindia Belanda, pemerintah kolonial sangat gencar membangun jaringan rel kereta api. Belanda sejak tahun 1870-an, atau setelah kebijakan tanam paksa, sudah membangun jaringan rel kereta api dengan panjang sekitar 6.500 km di Jawa dan Sumatera.
Berapa Biaya Bangun 2.428 Km Rel Baru di Kalimantan? | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Surabaya
Proses konstruksi di ruas-ruas rel baru itu dilakukan bersamaan dengan proses pengadaan lahan.
Sementara untuk jalur rel kereta lainnya di Kalimantan yang direncanakan dibangun dan masih dalam tahapan Amdal (Analisis Dampak Lingkungan) dan DED (Detail Enginering Design) yakni rute Batas Negara (Kalimantan Utara)-Tanjung Redep sejauh 279 km, Tanjung Redep-Lubuktutung sejauh 293 km. Rute Sanggau-Palangkaraya sejauh 587 km, Sanggau-Pontianak 143 km, dan Pontianak-Batas Negara sejauh 268 km.
Rencana anggaran dari APBN tersebut merupakan dana yang dibutuhkan sampai tahun 2019. Alokasinya dipergunakan untuk kajian kelayakan dan trase, Amdal (Analisis Dampak Lingkungan), DED (Detail Enginering Design), Larap (Land Acquisition and Resettlement Action Plan), pengadaan tanah, dan konstruksi.
Untuk periode pertama yakni 2015-2019, jalur yang baru mulai bisa dilakukan konstruksi yakni Balikpapan-Samarinda sejauh 89 km, Tanjung-Balikpapan 234 km, Banjarmasin-Tanjung 196 km, dan Banjarmasin-Palangkaraya 194 km.
Lintasan rel kereta baru tersebut tak semuanya bisa mulai konstruksi sebelum tahun 2019, namun dilakukan bertahap. Keterbatasan anggaran jadi alasan utamanya. Lantas, berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jaringan kereta Trans Kalimantan?
Menurut data rencana pembangunan jaringan kereta api 2015-2019 Ditjen Perkeretaapian Kemenhub seperti yang dikutip detikFinance, Jumat (19/5/2017), anggaran yang disiapkan untuk membangun KA Trans Kalimantan yakni sebesar Rp 22,9 triliun.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ancang-ancang membangun jaringan rel kereta api baru di Pulau Kalimantan. Jalur tersebut direncanakan membentang sejauh 2.428 kilometer (km) dari Kalimantan Utara setengah melingkar ke Selatan melewati Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan berakhir di Kalimantan Barat.