Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia akan melakukan penyelidikan terkait peristiwa yang terjadi pada pesawat GA 981 | PT Kontak Perkasa Futures
Dihubungi VIVA.co.id, Humas Air Nav Yohanes Sirait menjelaskan jika saat kejadian tersebut pesawat Sriwijaya Air memang akan memasuki landasan pacu. “Jadi jarak antara Sriwijaya Air dan Garuda sekitar tujuh kilometer.
Dan sebetulnya itu tidak ada masalah, tidak benar kalau dikatakan akan tabrakan,” ujarnya.
Begitu mengetahui hal itu, pihak ATC langsung meminta pilot Garuda untuk kembali take off sambil menanti landasan clear.
“Tapi saat ini kami sedang cek dan petugas yang saat itu melakukan tugasnya sudah di-grounded. Kami juga sedang mengumpulkan data-data,” kata Yohanes.
"Karena masih ada pesawat Sriwijaya SJ072 di landasan, sesuai prosedur penerbangan, akhirnya GA 981 memutuskan terbang kembali untuk kemudian berputar sementara waktu hingga pesawat Sriwijaya tersebut meninggalkan (clear) di area landasan runway. Setelah area landasan dinyatakan clear, GA 981 pun dapat mendarat dengan selamat," tutur Benny kepada VIVA.co.id, Rabu 12 April 2017.
Selanjutnya, sambung dia, usai landing, pihak Garuda pun berkoordinasi dengan ATC, dan mendapat pemberitahuan terjadi gangguan teknis yang mengakibatkan terhambatnya komunikasi antara pihak ATC dengan pihak Sriwijaya.
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia akan melakukan penyelidikan terkait peristiwa yang terjadi pada pesawat GA 981 delay mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Selasa 11 April kemarin.
Berdasarkan penjelasan VP Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S Butarbutar, kejadian itu disebabkan saat akan melakukan pendaratan di runway (final approach sesuai arahan Tower- Air Tric Control), di landasan pacu Bandara Soetta masih terdapat pesawat Sriwijaya SJ072 yang berada pada posisi "taxi" dan hendak menuju gate (apron).
Personel Penerbangan Diminta Fokus Taati SOP | PT Kontak Perkasa Futures
Kita akan investigasi terhadap supervisor dan controller di menara pemantau Bandara Soekarno-Hatta. Sesuai dengan SOP, maka mereka perlu dibebastugaskan terlebih dahulu sebelum investigasi,” tuturnya.
Meski tidak terjadi insiden, lanjut Wisnu, investigasi itu dilakukan karena telah menimbulkan ketidaknyaman bagi penumpang. Dengan kata lain, investigasi tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan layanan AirNav ke depannya.
Dia menilai petugas ATC yang bersangkutan sebenarnya tidak melakukan pelanggaran SOP dari sisi keselamatan penerbangan. Menurutnya, apa yang telah dilakukan petugas ATC bersangkutan sudah memenuhi ketentuan yang berlaku.
“Selain memastikan keselamatan penerbangan, tugas AirNav lainnya itu juga harus dapat memenuhi ekspektasi konsumen. Safety itu sudah mutlak. Tinggal sekarang, bagaimana kita meningkatkan pelayanan,” katanya.
Saya harapkan peristiwa ini menjadi peristiwa yang terakhir dan jangan sampai terjadi lagi di seluruh bandara di Indonesia. Saya mohon maaf kepada penumpang atas ketidaknyamanan yang dialami," ujarnya.
Asal tahu saja, kecelakaan terkait pergerakan pesawat pernah terjadi pada 2016. Sebagai contoh, insiden senggolan antara pesawat Transnusa dan Batik Air di Bandara Halim Perdanakusuma pada April 2016.
Kemudian, pada Mei 2016, dua pesawat Lion Air juga bersenggolan di Bandara Soekarno-Hatta. Adapun, pada Oktober 2016, dua pesawat Sriwijaya Air juga bersenggolan di Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara itu, Direktur Operasi Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/AirNav Indonesia) Wisnu Darjono mengatakan pihaknya tengah melakukan investigasi terkait kejadian tersebut.
Petugas navigasi dan pilot harus selalu waspada dan menaati SOP landing dan take off. Keduanya harus bekerjasama dengan baik untuk keselamatan penerbangan," kata Agus Santoso, Dirjen Perhubungan Udara, Rabu (12/04).
Selain itu, dia memerintahkan agar petugas navigasi penerbangan dan pilot untuk tidak hanya mengandalkan teknologi. Menurutnya, pengamatan visual secara langsung juga diperlukan untuk mendapatkan kondisi yang sebenarnya.
Dia juga menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sudah menugaskan personil navigasi penerbangan untuk melakukan investigasi go around GIA981 terhadap petugas air traffic controller (ATC) yang bersangkutan.
Kementerian Perhubungan menginstruksikan seluruh personel penerbangan yang berada di sisi udara bandara untuk menaati prosedur standar operasi, dan meningkatkan kewaspadaan guna menghindari insiden kecelakaan.
Instruksi dirjen tersebut didorong dari kejadian pada Selasa (11/04) di landas pacu Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, di mana pesawat Boeing 777 milik Garuda Indonesia nyaris bertabrakan dengan pesawat Boeing 737-800 NG yang dioperasikan Sriwijaya Air.
Pesawat Garuda dan Sriwijaya Nyaris Tabrakan di Landasan Pacu Soekarno-Hatta | PT Kontak Perkasa Futures
GIA 981 diberikan traffic info dan wind condition, kemudian GIA 981 diberikan landing clearance dan di-readback dengan baik dan benar oleh pilot.
Sementara itu pesawat Sriwijaya Airlines SJY 072 menginformasikan pesawat proses line up 25R di saat yang bersamaan GIA 981 diinstruksikan oleh ATC untuk go around runway 25R. GIA 981 landing dengan selamat menggunakan runway 25R.
Terhadap kejadian tersebut LPPNPI telah melakukan corrective action, yaitu dengan membebastugaskan sementara personel on duty (supervisor dan controller) guna kelancaran proses investigasi lebih lanjut.
GIA 981 melakukan intial contact dengan Menara pengawas Bandara Soekarno-Hatta dan melaporkan posisi pesawat leaving point PAKAR. Lalu GIA 981 diberikan info tentang altimeter setting dan sequence untuk landing oleh menara pengawas Bandara Soekarno-Hatta dan di readback dengan baik dan benar oleh pilot.
Pihak menara pengawas Bandara Soekarno-Hatta memberikan take off clearance untuk GIA 234. Kemudian pihak menara pengawas Bandara Soekarno-Hatta memberikan clearance line up kepada SJY072 dibelakang departing traffic (GIA 234) dan di-readback dengan baik dan benar oleh pilot.
Pada Selasa (11/4) kemarin terjadi runway incursion di Bandara Soekarno-Hatta antara penerbangan SJY072/PK-CMR/B738 milik Sriwijaya Airline dengan GIA981/PK-GIK/N777 milik Garuda Airline.
PT Kontak Perkasa