Kredit Tumbuh 21 Persen, BNI Raup Laba Kuartal I Rp 3,2 Triliun | PT Kontak Perkasa Futures
Sementara, jumlah CKPN yang dialokasikan 10 bank besar termasuk Bank BNI tercatat sebesar Rp113,5 triliun atau naik hingga 33,8 persen (Year on Year / YoY) pada Februari 2017. Namun, kenaikan CKPN pada periode tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama di 2016 sebesar 34 persen (YoY).
"Itu dari nasabah lama yang tahun lalu restrukturisasi, ada yang sukses ada yang gagal, sehingga menyumbang NPL," kata Baiquni saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (12/3).
Baiquni mengatakan saat ini Trikomsel masih dalam masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Dengan demikian, Trikomsel berada dalam kesepakatan dengan pengadilan niaga untuk melaksanakan hasil keputusan PKPU.
Sedangkan Direktur Bisnis Menengah BNI Putrama Wahyu Setyawan mengatakan bahwa perseroan sudah mencadangkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sejak tahun 2016. Adapun rasio pencadangan terhadap kredit bermasalah BNI saat ini mencapai 147 persen. "Tapi yang jelas untuk Trikomsel kami pencadangan dana yang cukup," katanya.
Laba PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada kuartal I tahun ini mencapai Rp 3,2 triliun. Kenaikan laba sebesar 8,5 persen itu didukung oleh lonjakan kredit yang mencapai 21,4 persen dibandingkan tahun lalu. Sayangnya, jumlah kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) BNI pada periode yang sama juga naik.
Tercatat, pada tiga bulan pertama tahun ini rasio kredit bermasalah BNI mencapai 3 persen atau naik dari 2,8 persen pada kuartal I 2016. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menyebut salah satu nasabah itu adalah PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) yang sejak tahun lalu menunggak Rp 1,3 triliun.
Trikomsel Buat Kredit Bermasalah BNI Melesat | PT Kontak Perkasa Futures
Dikatakan, saat ini Trikomsel kondisi perusahaannya lagi proses pailit oleh KPPU , sementara BNI masih berusaha untuk mendapatkan dananya dan sedang proses kesepakatan di pengadilan. "Kita masih menunggu hasil keputusan KPPU, tetapi kita juga berkoordinasi dengan aparat hukum karena kalau tidak mau menyelesaikannya kita bawa ke ranah hukum," tegasnya.
Dikatakan, meskipun NPL BNI, namun tidak akan mengganggu likuiditas karena BNI telah melakukan pencadangan yang cukup. "Walaupun NPL meningkat kegiatan secara rugi laba, BNI sudah ada pencadangan untuk rasio NPL," tegasnya.
Dijelaskan, pada kuartal I 2017 kredit yang disalurkan BNI mencapai 21,4 persen dari Rp 326,74 triliun pada kuartal I 2016 menjadi Rp 396,52 triliun pada kuartal I 2017.
Dirut Bank Negara Indonesia (BNI) Ahmad Baiquni mengatakan, kredit bermasalah (Non Perporming Loan,/NPL). Perseroan pada kuartal I tahun 2017 mencapai 3 persen. Angka ini meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2,8 persen.
"Meningkatnya NPL dari 2,8 persen tahun lalu menjadi 3 persen pada kuartal I tahun 2017 dikarenakan beberapa kredit lama yang sudah direstrukturisasi ada yang gagal bayar dan ada yang sukses. Terutama Trikomsel yang gagal bayar keditnya sebesar Rp 1,3 triliun," kata Dirut Bank Negara Indonesia (BNI) Ahmad Baiquni di Jakarta, Rabu (12/04/2017).
Laba BNI Tumbuh 8,5% Ditopang Kredit Infrastruktur | PT Kontak Perkasa Futures
Dia menambahkan pembiayaan pada sektor infrastruktur merupakan pilihan terbaik karena selain turut mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur, juga memberikan manfaat bagi bisnis BNI.
"Dengan menyalurkan kredit ke infrastruktur, BNI memperoleh peluang pengembangan bisnis penting dari supply chain financing mulai dari dari hulu ke hilir, sehingga memunculkan sumber-sumber pendanaan baru dan fee based income baru dari segmen korporat, antara lain dari syndication fee, trade finance, garansi bank hingga cash management fee," katanya.
Laba bersih tersebut terbentuk oleh pendapatan bunga bersih (NII) yang naik 12,3% dari Rp6,91 triliun pada kuartal I 2016 menjadi Rp7,76 triliun pada kuartal awal 2017. Selain itu, perolehan laba juga ditopang pendapatan non-bunga yang naik 14,25% dari Rp1,96 triliun menjadi Rp2,23 triliun.
"Kenaikan laba tersebut juga ditopang oleh fungsi intermediasi BNI yang tetap solid dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor ekonomi produktif, terutama infrastruktur. Kredit BNI tercatat tumbuh 21,4% secara year on year menjadi sebesar Rp396,52 triliun," kata Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni dalam paparan publik di kantor pusat BNI, Jakarta, Rabu (12/4/2017).