Lampu tenaga surya akan menerangi 300 ribu rumah di 20 provinsi | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
Selanjutnya di APBN 2018 juga telah dialokasikan anggaran sebesar Rp976,5 miliar untuk disalurkan ke 197.803 rumah tangga. "LTSHE adalah program terobosan untuk pemenuhan akses listrik yang berkeadilan," katanya.
Pemerataan energi di Indonesia Timur difokuskan pada sektor energi baru terbarukan.
Pembangunan infrastruktur EBT di Papua dan Papua Barat selama 2012-2017 telah menghasilkan 54 unit infrastruktur pembangkit listrik tenaga EBT, 390 unit PJU PV/Retrovit serta 5.298 kilowatt yang melistriki 6.828 kepala keluarga.
"Ada tenaga surya, hidro, mikro hidro dan sebagainya. Sudah kami data semua nama, alamat di Papua. Yang penting pemerataan melalui BBM satu harga, listrik dan EBT," ucap Jonan.
Diutarakannya, dibutuhkan terobosan agar desa-desa tersebut segera menikmati listrik. Salah satunya dengan menyediakan energi baru terbarukan, dengan mendistribusikan lampu tenaga surya hemat energi ke daerah-daerah terpencil Papua.
"Kami akan mendistribusikan paket lampu tenaga surya hemat energi ke berbagai wilayah khususnya Papua dan Papua Barat. Per rumah akan mendapat empat paket", ujar Jonan dalam diskusi Visi Indonesia Sentris Pemerataan di Papua, Minggu, 5 Maret 2016.
LTSHE akan menerangi 293.532 rumah di 20 provinsi. Pada anggaran pendapatan dan belanja negara 2017 telah dialokasikan dana sebesar Rp330,5 miliar untuk disalurkan ke 95.729 rumah.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus berkomitmen menciptakan energi yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Papua dan Papua Barat. Kebijakan dan program pembangunan infrastruktur di sektor minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan menjadi fokus pembangunan dan pemerataan di Timur Indonesia agar energi terjangkau.
Dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Senin, 6 Maret 2016, Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengatakan rasio elektrifikasi nasional di 2016 mencapai 91,16 persen atau sebesar 59.656 megawatt. Namun, masih ada 2.519 desa yang gelap gulita.
Pemerintah Fokus untuk Mengaliri Listrik di Papua hingga 2019 | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
"LTSHE adalah program terobosan untuk pemenuhan akses listrik yang berkeadilan," jelas dia.
Pemerataan energi di timur Indonesia juga difokuskan pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Pembangunan infrastruktur EBT di Papua dan Papua Barat selama 2012-2017 telah menghasilkan 54 unit infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga EBT, 390 unit PJU PV/Retrovit serta 5.298 KW yang mengaliri listrik 6.828 Kepala Keluarga (KK).
"Ada solar cell, hidro, mikro hidro dan sebagainya. Sudah kami data semua by name, by address di Papua. Yang penting pemerataan melalui BBM Satu Harga, listrik dan EBT," ujar dia.
Dalam melaksanakan program, lanjut Jonan, Kementerian ESDM berpedoman bahwa anggaran yang dikelola harus memberikan manfaat yang besar dan dirasakan langsung oleh masyarakat. "Sebanyak 60-70 persen anggaran harus kembali ke rakyat dalam bentuk program yang bermanfaat langsung untuk rakyat," pungkas dia.
Menurutnya, meski rasio elektrifikasi nasional sudah tergolong besar yakni pada 2016 mencapai 91,16 persen atau sebesar 59.656 megawatt (MW) namun masih ada 2.519 desa yang gelap gulita. Dibutuhkan terobosan agar desa-desa tersebut segera menikmati listrik.
"Kami akan mendistribusikan paket Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) ke berbagai wilayah khususnya Papua dan Papua Barat. Per rumah akan mendapat empat paket," kata Jonan, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin 6 Maret 2017.
Jonan menjelaskan, LTSHE akan menerangi 293.532 rumah di 20 provinsi. Pada APBN 2017 telah dialokasikan dana sebesar Rp330,5 miliar untuk disalurkan ke 95.729 rumah. Selanjutnya di APBN 2018 juga telah dialokasikan anggaran sebesar Rp976,5 miliar untuk disalurkan ke 197.803 rumah tangga.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Komitmen itu termasuk di Papua dan Papua Barat yang masih kekurangan suplai listrik.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, program pembangunan listrik di Papua dan Papua Barat ditargetkan sebesar 514 MW rampung hingga 2019. Selain itu, program listrik pedesaan juga dilanjutkan hingga menjangkau 186 ribu pelanggan sampai 2019.
Warga Papua Bakal Dapat Lampu Surya Seharga Rp 3,5 Juta | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
Jonan menuturkan, satu rumah akan mendapatkan paket bantuan lampu tenaga surya seharga Rp 3 juta-Rp 3,5 juta. Di dalamnya sudah ada 4 buah lampu dengan daya 100 watt, panel surya, kabel 5 meter, hub, dan USB charger ponsel.
"Lampu ini bisa menyala selama 6 jam dalam kondisi terang benderang. Namun bila cahaya sedikit diredupkan untuk tidur, bisa tahan hingga 60 jam. Lampunya bisa digantung di atap rumah, genting, pohon kelapa juga bisa," dia menerangkan.
Menurut timeline program Kementerian ESDM, lampu tenaga surya akan dipasang di enam provinsi paling Timur Indonesia. Melistriki 95.729 rumah pada 2017. Sementara program 2018, dipasang di 15 provinsi yang akan menerangi 255.250 rumah.
Dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan di Papua dan Papua Barat, Jonan menambahkan, Kementerian ESDM sudah mempunyai program pemberian bantuan paket lampu surya kepada 137.288 KK, yakni sebanyak 120.894 KK di Papua dan Papua Barat 16.394 KK. Program tersebut akan berjalan di dua tahun ini.
"Kita akan berikan gratis paket lampu surya kepada totalnya 293.532 rumah di seluruh Indonesia," Mantan Menteri Perhubungan ini menjelaskan.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan akan memberikan paket lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) kepada 137.288 Kepala Keluarga (KK) di wilayah Papua dan Papua Barat pada 2017-2018. Program ini masuk dalam percepatan pengembangan infrastruktur energi di Timur Indonesia.
Jonan mengatakan, ada 2.519 desa terisolasi dari aliran listrik, dengan 85 persen desa itu berada di Papua dan Papua Barat, khususnya di wilayah pegunungan. Sebanyak 2.519 desa yang gelap gulita itu sekitar 293.532 rumah di seluruh Indonesia.
"Tahun ini dan tahun depan harus sudah ada lampu. Yang penting lampu dulu, jaringan listriknya nanti menyusul dibangun," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Senin (6/3/2017).
Kontak Perkasa Futures