Bursa saham New York ditutup mixed | PT Kontak Perkasa Futures
Adapun indeks Nasdaq menguat 20,20 poin atau 0,33 persen menjadi 6.169,87, sekaligus kembali mengukir rekor baru.
"Ada banyak data politik ketimbang data ekonomi. Itulah yang membuat perubahan dalam pergerakan bursa," ujar Paul Nolte, pialang pada Kingsview Asset Management, Chicago sebagaimana dikutip dari Reuters.
Investor juga mengantisipasi terlambatnya implementasi kebijakan reformasi pajak oleh pemerinatah AS setelah pada awal pekan ini muncul berita bahwa Presiden Trump berbagi informasi rahasia dengan Rusia terkait operasi melawan teroris.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah tipis 2,19 poin atau 0,01 persen ke posisi 20.979,75, dan indeks S&P 500 kehilangan 1,65 poin atau 0,07 persen menjadi 2.400,67, meski dalam perdagangan harian sempat menyentuh rekor tertinggi di 2.405,77.
Indeks S&P 500 dan Dow Jones berakhir datar. Namun di sisi lain, indeks Nasdaq kembali mencatatkan rekor di sesi penutupan yang ditopang oleh saham-saham sektor teknologi.
Produksi manufaktur AS pada April tercatat mengalami kenaikan ke level tertingginya dalam tiga tahun terakhir. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa ekonomi akan membaik pada kuartal II 2017 meskipun pembangunan hunian mengalami penurunan signifikan.
Bursa saham New York ditutup mixed di akhir perdagangan Selasa atau Rabu (17/5/2017) waktu Indonesia karena data ekonomi yang variatif serta laporan kinerja emiten sektor ritel.
Nasdaq ditutup catat rekor tertinggi | PT Kontak Perkasa Futures
Di sektor ekonomi, produksi industri AS naik satu persen pada April, kenaikan bulanan terbesar sejak Februari 2014 dan melampaui perkiraan pasar, Federal Reserve melaporkan pada Selasa (16/5).
Jumlah rumah baru yang dibangun (housing starts) yang dimiliki secara pribadi di AS pada April sebanyak 1,172 juta unit, jauh di bawah ekspektasi pasar, menurut Biro Sensus AS, Selasa (16/5).
S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi pada Senin (15/5) karena Wall Street didukung oleh melonjaknya harga minyak.
Laba bersih Home Depot untuk kuartal pertama fiskal 2017 mencapai 2,0 miliar dolar AS atau 1,67 dolar AS per saham, dibandingkan dengan laba bersih 1,8 miliar dolar AS atau 1,44 dolar AS per saham, pada periode yang sama tahun fiskal 2016.
Data terakhir dari Thomson Reuters menunjukkan bahwa laba gabungan perusahaan-perusahaan S&P 500 pada kuartal pertama 2017 diperkirakan meningkat 14,7 persen secara tahun ke tahun, sementara pendapatannya diperkirakan meningkat 7,2 persen.
Namun indeks komposit Nasdaq bertambah 20,20 poin atau 0,33 persen menjadi berakhir di 6.169,87 poin.
Sebelum bel pembukaan Selasa (16/5), Home Depot, peritel perbaikan rumah terbesar di dunia, melaporkan penjualan 23,9 miliar dolar AS untuk kuartal pertama tahun fiskal 2017, meningkat 4,9 persen dari kuartal pertama tahun fiskal 2016.
Indeks Nasdaq ditutup dengan mencatat rekor tertinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena Wall Street melihat hasil kuartalan perusahaan Home Depot yang lebih baik dari perkiraan dan bagusnya data ekonomi yang baru dirilis.
Indeks Dow Jones Industrial Average beringsut turun 2,19 poin atau 0,01 persen menjadi berakhir di 20.979,75 poin, dan indeks S&P 500 kehilangan 1,65 poin atau 0,07 persen menjadi ditutup pada 2.400,67 poin.
Indeks S&P & Dow Jones Berakhir Flat, Nasdaq Cetak Rekor Baru | PT Kontak Perkasa Futures
Perusahaan di bidang jaringan perbaikan rumah Home Depot melaporkan kinerja kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan, namun TJX Cos Inc., pemilik toko T.J. Maxx dan Marshalls, membukukan perlambatan pertumbuhan penjualan toko serta prediksi laba kuartal berjalan yang mengecewakan.
“Ini kombinasi antara laporan keuangan dan produksi industri yang lebih baik dari perkiraan, diimbangi dengan kekhawatiran tentang data ekonomi di masa mendatang dan fakta bahwa kami terus melihat penjualan ritel yang lemah,” ujar Kate Warne, ahli strategi investasi dari Edward Jones di St. Louis.
Investor juga berhati-hati mengenai potensi tertundanya agenda reformasi perpajakan dan peraturan pemerintah menyusul kabar pada Senin malam bahwa Presiden Donald Trump telah mengungkapkan informasi yang sangat rahasia kepada menteri luar negeri Rusia mengenai rencana operasi Negara Islam (ISIS).
“Ada banyak data politik, namun tidak banyak data ekonomi yang mengubah gambaran,” kata Paul Nolte, manajer portofolio Kingsview Asset Management di Chicago, seperti dikutip dari Reuters (Rabu, 17/5/2016).
Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite mampu menanjak 0,33% ke posisi 6.169,87, level penutupan tertinggi baru, ditopang oleh saham tekonologi.
Produksi manufaktur AS menunjukkan kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga tahun di bulan April. Hal ini memperkuat pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi meningkat di awal kuartal kedua meskipun terjadi penurunan mengejutkan dalam pembangunan rumah.
Pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir mixed pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menyusul rilis data ekonomi dan ritel yang menunjukkan hasil variatif.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,01% ke 20.979,75, sedangkan indeks S&P 500 melandai 0,07% ke 2.400,67, turun dari rekornya di posisi 2.405,77 yang dibukukan pada hari itu.