PT Nissan Motor Indonesia (NMI), salah satu yang paling hot dibicarakan | PT Kontak Perkasa Futures
Davy Jeffery Tuilan, Vice President Nissan Sales & Marketing, mengatakan, salah satu yang berbeda kolaborasi Toyota-Daihatsu dan Nissan-Mitsubishi adalah konsep aliansi. Kalau Toyota jelas, merupakan pemilik mutlak dari Daihatsu, sehingga apapun yang diinginkan akan lebih mudah terealisasi.
“Sementara konsep Nissan-Mitsubishi ini aliansi, jadi kita saling tarik ulur. Siapa yang bisa punya cost lebih baik, lebih kompetitif, dia akan didahulukan. Tapi soal model kolaborasi, pasti berbeda dengan konsep Toyota-Daihatsu,” kata Davy.
“Meski platform sama, tetapi tidak akan identik seperti Toyota-Daihatsu, karena konsumen Mitsubishi dan Nissan itu berbeda,” kata Koito di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Berkat langkah akuisisi 34 persen saham, Nissan Motor Company terhadap Mitsubishi Motors Corporation di Jepang, opsi “menjarah” platform XM Concept, yang disiapkan sebagai MPV sejuta umat Mitsubishi bisa dilakukan Nissan. Meskipun, pihak NMI memastikan, meski menggunakan platform sama, MPV sejuta umat punya Nissan akan berbeda sama sekali dengan Mitsubishi.
Dengan nahkoda baru, Eiichi Koito sebagai Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI), salah satu yang paling hot dibicarakan, adalah soal kolaborasi dengan Mitsubishi soal model multi purpose vehicle (MPV) “sejuta umat”. Koito yang notabene “orang Mitsubishi” diharapkan bisa memuluskan rencana Nissan memasarkan produk serupa tapi tak sama, menggunakan platform XM-Concept, yang siap diluncurkan Mitsubishi, Agustus 2017 mendatang.
Bos Baru, Jadi Kunci Aliansi Nissan-Mitsubishi di Indonesia | PT Kontak Perkasa Futures
Selain itu, di tahun ini Nissan Indonesia juga akan mengambil sejumlah langkah untuk merealisasikan visi Intelligent Mobility. Melalui Intelligent Mobility, Nissan berkomitmen untuk menciptakan pengalaman berkendara yang lebih aman, lebih pintar, dan dapat lebih dinikmati oleh para pelanggan. Visi ini juga akan menjadi panduan dari semua keputusan penting yang diambil perusahaan, dalam hal bagaimana cara mobil ditenagai, dikendarai, dan terintegrasi dalam masyarakat.
Salah satu program yang digulirkan, adalah memastikan ketersediaan key value parts, perluasan layanan mobile service, gratis biaya jasa untuk servis berkala hingga 50.000 km atau 4 tahun. Juga ada penambahan jumlah suku cadang yang dijamin dalam program 1x24 jam atau gratis, hingga 2,000 suku cadang.
Saya berkeinginan menjadikan Nissan Indonesia sebagai perusahaan yang mementingkan kepuasan pelanggan. Saya tak mau memberikan acuan detail bagaimana praktik dilakukan di lapangan, karena Indonesia ini luas, di tiap daerah berbeda-beda karakternya. Utamanya satu, mementingkan kepuasan pelanggan, bagaimanapun caranya sesuai lokasi, ini penting,” ucap Koito.
Selain memuluskan sinergi aliansi antara Nissan-Mitsubishi, Koito juga mengaku lagi fokus memperkuat jaringan penjualan dan layanan purna jual di seluruh Indonesia. Saat ini, menurut data NMI, ada 121 diler Nissan yang tersebar di seluruh Indonesia dan butuh perbaikan sistem.
Tentu saja tugas saya mempersiapkan, butuh waktu lima sampai 10 tahun sampai kolaborasi tercipta dengan baik. Tetapi, fokus saya adalah menghitung dalam hal pemasok suku cadang, proses pembelian (purchaising), dan logistik, mana yang lebih baik, supaya bisa menekan biaya, sehingga lebih kompetitif,” ucap Koito di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Koito melanjutkan penjelasan, jika sinergi berjalan lancar, tidak menutup kemungkinan kalau di masa depan, akan lebih banyak model kolaborasi antara Nissan dan Mitsubishi. Selain itu, kedua merek juga bisa saling memasok produksi, satu dengan yang lain, mengingat kedua merek punya fasilitas produksi berkapasitas cukup mumpuni di Indonesia.
Eiichi Koito bukan orang baru di Indonesia. Ia sudah terlibat dengan bisnis di Indonesia sejak 2003, sempat menjadi Direktur Pemasaran pada 2010, dan kembali ke Jepang pada 2011 sebagai pemimpin tim untuk pasar Indonesia. Bedanya, seluruh karir yang dijalaninya ini dilakukan bersama Mitsubishi. Sudah belasan tahun Koito tinggal di Tanah Air, bekerja di Mitsubishi, sampai fasih berbahasa Indonesia.
Koito mengatakan, dengan aliansi Nissan-Mitsubishi, semua kesempatan jadi terbuka luas. Kehadirannya di Nissan, kata Koito, akan menjadi jembatan sekaligus persiapan sinergi yang kuat terbangun antara kedua merek ke depan di Indonesia.
Seperti diketahui, pihak prinsipal Nissan Motor Corporation (NMC) melakukan pembelian 34 persen saham milik Mitsubishi Motors Corporation (MMC), akhir 2016 lalu. Waktu itu Mitsubishi terjerat kasus penipuan emisi di Jepang, sehingga membuat perusahaan merugi. Opsi penjualan saham dianggap jadi yang terbaik untuk menyelamatkan perusahaan, sekaligus punya pemilik baru.
PT Nissan Motor Indonesia (NMI) menyampaikan jajaran manajemen barunya di Indonesia, yang kini punya nahkoda baru, Eiichi Koito sebagai Presiden Direktur NMI, menggantikan posisi Antonio Zara, per 1 April 2017. Sosok Koito disiapkan sebagai tokoh kunci, menjembatani aliansi yang tercipta antara Nissan dan Mitsubishi di Indonesia.
Pernah Populerkan Pajero, Bisakah Bos Baru Nissan Angkat Pamor X-Trail? | PT Kontak Perkasa Futures
Koito juga memperkenalkan manajemen terbaru NMI yaitu, Davy J. Tuilan, Vice President Nissan Sales & Marketing; Alan Caugant, Vice President Dealer Network Development; Fumitoshi Yoshikawa, Vice President Manufacturing; dan Indriani Hadiwidjaja, Head of Datsun Indonesia.
Kami berkomitmen untuk lebih mengambil peran dalam menangani isu-isu yang semakin penting di masa mendatang, seperti perubahan iklim, kemacetan, kecelakaan, serta peningkatan polusi udara. Melalui visi Intelligent Mobility, produk Nissan yang ada saat ini dan yang nantinya akan diperkenalkan, dirancang untuk membantu mengatasi beberapa tantangan tersebut," tutur Koito.
"Pada dasarnya, Intelligent Mobility adalah pembeda antara Nissan dengan merek lain, sehingga kami berkeinginan untuk mempermudah akses teknologi ini bagi semua pelanggan Nissan Indonesia," tutup Koito.
Selain itu, di tahun ini Nissan Indonesia juga akan mengambil sejumlah langkah untuk merealisasikan visi Intelligent Mobility. Melalui Intelligent Mobility, Nissan berkomitmen untuk menciptakan pengalaman berkendara yang lebih aman, lebih pintar, dan dapat lebih dinikmati oleh para pelanggan. Visi ini juga akan menjadi panduan dari semua keputusan penting yang diambil perusahaan, dalam hal bagaimana cara mobil ditenagai, dikendarai, dan terintegrasi dalam masyarakat.
Hingga April 2017 kemarin, Nissan berhasil menjual sekitar 1.412 unit SUV X-Trail, sementara Mitsubishi bisa menjual 5.285 unit. Koito sebelumnya menargetkan untuk memperkuat layanan after sales Nissan.
"Saya berkeinginan menjadikan Nissan Indonesia sebagai perusahaan yang mementingkan kepuasan pelanggan, oleh karenanya, secara bertahap kami akan memperkenalkan beberapa program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan purna jual. Sehingga, pada akhirnya nanti kami dapat memberikan lebih banyak inovasi dan manfaat yang menyeluruh bagi pelanggan," ujar Eiichi Koito.
Kita harus tambah komunikasi untuk X-Trail dan kita kembangkan X-Ttrail yang stylish imagenya beda dari Pajero Sport, SUV tapi X-Trail punya style dan brand image sendiri jadi harus meningkatkan komunikasi," sambung Eiichi Koito.
"X-Trail itu di dunia penjualannya bagus sekali kalu saya rasa penjualan disini bisa ditingkatkan karena bisa kompetitif, style bagus dan mungkin komunikasinya kurang konsumen belum tau fitur X-Trail," ungkap Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia (NMI), Eiichi Koito, di Jakarta.
Menurutnya ke depan lebih penting untuk mengenalkan lagi produk X-Trail agar bisa cemerlang seperti halnya Pajero Sport.
Posisi bos Nissan kini dipimpin oleh mantan orang Mitsubishi, Eiichi Koito. Koito yang juga dikenal lewat produk Pajero Sport diharapkan bisa meningkatkan penjualan Nissan khususnya di pasar Indonesia apalagi Nissan juga memiliki SUV X-Trail.