Eko Putro Sandjojo, bakal menggali potensi investasi Malaysia | PT Kontak Perkasa Futures
Menteri Eko memastikan untuk terus membantu mencari peluang investasi, khususnya dari Malaysia. "Bekerja sama dengan Duta Besar Indonesia di Malaysia, Rusdi Kirana, tim akan terus mengidentifikasi dan mengatasi persoalan yang menghambat Investasi di Indonesia sesuai masukan dari pelaku bisnis di Malaysia dan di Indonesia," katanya.
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Asosiasi Indonesia-Malaysia juga akan terus mengawal kelancaran proses realisasi investasi berkoordinasi dengan kementerian terkait.
"Komitmen dan upaya mendorong Investasi dari Malaysia ke Indonesia akan dilakukan secara berkesinambungan dengan meningkatkan komunikasi," katanya.
Eko berharap pertemuan selanjutnya dapat lebih memunculkan inisiatif bisnis dan lebih mendorong kerja sama kedua negara.
Pertemuan pelaku bisnis (one-on-one meeting) ini dilanjutkan dengan pertemuan Indonesia-Malaysia Business Networking yang dihadiri Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, dan Menteri BUMN, Rini Soemarno,
Dalam pertemuan ini, Eko memaparkan isu-isu terkini mengenai bagaimana meningkatkan iklim investasi khususnya untuk investor Malaysia. "Kami menawarkan reformasi kebijakan investasi dan perbaikan tata laksana penanaman modal dan industri," kata Eko.
Kemarin, Menteri Eko juga memfasilitasi pertemuan bisnis sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan pertama. Pertemuan dilaksanakan di Indonesia dan lebih dari 20 perusahaan Malaysia dari sektor listrik, infrastruktur, toll road, dan properti, hadir. Sebanyak 40 perusahaan asal Indonesia, termasuk BUMN, juga hadir.
Sebagai langkah awal, Eko telah berkunjung ke Kuala Lumpur pada 20 dan 21 April 2017. Dalam kunjungan kerja itu, Eko melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, Dato Sri Mustapa Mohamed.
Sejumlah delegasi pelaku bisnis dari Indonesia hadir, antara lain PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, dan sejumlah pihak swasta. Sementara sejumlah perusahaan Malaysia yang ditemui di antaranya FELDA, Tenaga Listrik Berhad, Khazanah, YTL Corporation Berhad, Axiata, dan CIMB Investment Banking.
Malaysia merupakan negara ke-7 yang memiliki investasi terbesar di Indonesia atau negara ASEAN terbesar ke-2 setelah Singapura. Tercatat pada periode Januari-Desember 2016, investasi Malaysia di Indonesia mencapai USD1,1 miliar. Saat ini Investasi Malaysia terutama masuk dalam sektor konstruksi, industri makanan, perkebunan, dan perbankan.
Eko ditugaskan Presiden Joko Widodo sebagai pejabat penghubung investasi untuk Malaysia. Ia bertugas mencari peluang investasi, mengidentifikasi, dan mengatasi persoalan yang menghambat Investasi di Indonesia. Eko juga diminta mengawal dan memastikan kelancaran proses realisasi investasi serta melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden.
Indonesia melalui Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, bakal menggali potensi investasi Malaysia. Potensi investasi yang dilirik adalah proyek listrik dan pabrik semen sebesar Rp61,1 triliun.
"Kami juga ingin membuka peluang proyek infrastruktur dan properti yang ditawarkan perusahaan BUMN di Indonesia senilai Rp65,6 triliun," kata Eko dalam keterangan tertulis, Rabu 24 Mei 2017.
Mendes Gelar Pertemuan dengan Investor Malaysia, Ini Hasilnya | PT Kontak Perkasa Futures
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim berpandangan, kerja sama bisnis antara Malaysia dan Indonesia semakin mempererat hubungan baik antara kedua negara. Sehingga, ia beranggapan adanya kerja sama bisnis ini dapat menjadi kesempatan untuk mengatur strategi pembangunan antara kedua negara."Komitmen kami berinvestasi sangat besar di Indonesia," jelasnya.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim berpandangan, kerja sama bisnis antara Malaysia dan Indonesia semakin mempererat hubungan baik antara kedua negara.
Sehingga, ia beranggapan adanya kerja sama bisnis ini dapat menjadi kesempatan untuk mengatur strategi pembangunan antara kedua negara."Komitmen kami berinvestasi sangat besar di Indonesia," jelasnya.
Dia mengatakan, pertemuan tindak lanjut ini dihadiri lebih dari 20 perusahaan Malaysia dari sektor listrik, infrastruktur, jalan tol dan properti. Selain itu, hadir juga 40 perusahaan lainnya, termasuk BUMN.
Eko menyebut, potensi investasi Indonesia dan Malaysia mencapai lebih dari Rp 120 triliun. Potensi itu berasal dari proyek listrik dan pabrik semen sebesar Rp 61,1 triliun. Serta, dari proyek infrastruktur dan properti yang ditawarkan perusahaan BUMN sebesar Rp 65,5 triliun.
Eko mengatakan, pertemuan tersebut berhasil menyepakati beberapa komitmen investasi. "Sudah ada komitmen di sektor listrik, jalan tol, pelabuhan dengan Malaysia," kata Eko, Selasa (23/5).
Ia memaparkan, sejumlah perusahaan dari Indonesia turut dalam pertemuan. Beberapa di antaranya PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, Rajawali Group, Sinarmas Group, Triputra Group, Salim Group, PT Truba Jaya dan PT Rukun Raharja. Kedua pemerintah mempertemukan perusahaan-perusahaan itu dengan perusahaan Malaysia, seperti, FELDA, Tenaga Listrik Berhad, Khazanah, YTL Corporation Berhad, Axiata dan CIMB Investment Banking.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memfasilitasi investor Malaysia dengan Indonesia membahas potensi investasi di Tanah Air. Pertemuan yang digelar di Jakarta pada Selasa (23/5), merupakan tindak lanjut kunjungan kerja Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo ke Kuala Lumpur pada 20-21 April lalu.
Mendes Kembali Mediasi Pertemuan Bisnis Indonesia - Malaysia | PT Kontak Perkasa Futures
Eversendai sebelumnya telah mengerjakan proyek-proyek besar dunia, seperti Petronas Twin Tower 2, Burj Khalifa, Capital Gate, dan The New Doha International Airport. Saat ini, Eversendai tengah proses membangun gedung tertinggi di Malaysia, yaitu Merdeka PNB 118.
Perusahaan infrastruktur dan konstruksi Malaysia yang merupakan anak perusahaan Khazanah Nasional Berhad, United Engineers Malaysia Group BHD (UEM), saat ini memiliki investasi dalam proyek jalan tol Cirebon-Palimanan (Cipali) melalui PT Lintas Marga Sedaya. Selanjutnya, UEM juga tertarik membicarakan prospek sejumlah proyek pembangunan jalan tol, seperti proyek Serang-Panimbang Highway dan Bandung Intra Urban Highway.
Sedangkan perusahaan asal Malaysia yang berpartisipasi adalah Tenaga Nasional Berhad (TNB), Khazanah, YTL Corporation Berhad, United Engineers Malaysia (UEM), Axiata, dan CIMB Investment Banking.
Perusahaan konstruksi Malaysia, Eversendai misalnya telah menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia. Khususnya dalam proyek properti, migas, petrokimia, listrik, dan EPC (engineering, procurement, and construction). “Mereka juga tertarik melakukan joint venture dalam skala medium dengan perusahaan Indonesia,” kata Eko.
Perusahaan Indonesia yang terlibat dalam kerja sama ini di antaranya adalah PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, Rajawali Group, Sinarmas Group, PT Sampoerna, Triputra Group, Salim Group, PT Truba Jaya, dan PT Rukun Raharja.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menggelar Indonesia–Malaysia Business Networking, pasca ditunjuk sebagai mediator atau Pejabat Penghubung Investasi untuk Malaysia oleh Presiden Joko Widodo.
Eko sebelumnya telah menjadi mediator pertemuan para pengusaha Indonesia dengan 12 perusahaan dari Malaysia, di Kuala Lumpur pada 20-21 April 2017 lalu. "Kami berkomitmen membantu kelancaran investasi para pelaku bisnis dengan menjelaskan peringkat ease of doing business di Indonesia yang terus membaik," ujarnya, di Hotel Gran Melia Jakarta, Selasa, 23 Mei 2017.