Puan Maharani mendorong agar edukasi tentang industri jasa keuangan menyebar ke seluruh masyarakat | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Balikpapan
Mbak Puan mengatakan, peran yang diharapkan dari SPKK OJK adalah untuk membantu masyarakat terhadap akses keuangan sehingga punya daya saing dalam persaingan global.
"Kami concern terhadap jasa keuangan karena perusahaan di Indonesia banyak dan kami saat ini mengelola bansos nontunai. Kami ajak masyarakat, baik ibu-ibu dan anak-anak yang terbuka dengan industri keuangan," imbuhnya.
Puan menambahkan, edukasi kepada semua lapisan masyarakat tentang jasa keuangan sangatlah perlu dilakukan karena di era modern sekarang ini hampir semua interaksi keuangan dilakukan secara online dan hampir semua masyarakat punya gadget. Dengan pendidikan keuangan yang baik, maka masyarakat akan terbuka untuk ikut mengakses dan mengambil manfaat dari perkembangan jasa keuangan.
Pendidikan jasa keuangan, lanjut Puan, juga sejalan dengan upaya pemerintah yang bertekat mengurangi kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.
"Perlu dibukanya akses keuangan bagi masyarakat selebar-lebarnya, sehingga sinergi antara semua instansi dengan industri jasa keuangan akan menjadi solusi. Nantinya semua masyarakat punya kesempatan terhadap akses keuangan, terutama ibu-ibu dan anak-anak di semua lapisan masyarakat," ujarnya.
Menurut Mbak Puan, pendidikan tentang jasa keuangan perlu diterapkan dalam mata pelajaran sekolah. "Sekarang di sekolah juga ada pelajaran tentang jasa keuangan. Akan saya cek ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, apakah hanya sekolah tertentu saja yang memberikan pelajaran jasa keuangan atau semua sekolah. Sebab pendidikan jasa keuangan ini sangat penting," ujar Puan saat peluncuran Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) 2013-2027 di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (18/5).
Peluncuran SPKK sendiri adalah langkah evaluasi program Perlindungan Konsumen OJK lima tahun berjalan dan upaya menjawab tantangan di sepuluh tahun mendatang.
Acara peluncuran dihadiri Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad, Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, para pengusaha, serta masyarakat dan pelajar.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mendorong agar edukasi tentang industri jasa keuangan menyebar ke seluruh masyarakat.
Banyak Masyarakat Belum Pernah Lewat Gedung Bursa Efek | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Balikpapan
"Saya tanya kepada siswa SD, SMP, dan ibu-ibu, apa pernah datang ke BEI, lewat gedung BEI, banyak masyarakat belum tahu apa itu BEI," ujar Puan kepada wartawan.
Puan menuturkan, pada tahap awal, sosialisasi yang diperlukan adalah pentingnya kebiasaan menabung di kalangan masyarakat. Setelah memahami pentingnya menabung, masyarakat dapat merangkak ke tahapan berikutnya, yakni investasi.
"Arah ke depan selain menabung, masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak SD, SMP, SMA, dan universitas bisa mulai melakukan investasi, baik saham, emas, atau uang," tutur Puan.
Puan menyatakan, ini merupakan cermin bahwa akses keuangan belum merata dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu, Puan menyoroti pentingnya edukasi, sosialisasi, dan inklusi produk dan layanan jasa keuangan. Menurut dia, produk dan layanan jasa keuangan tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke atas. Masyarakat golongan menengah ke bawah juga harus memperoleh akses yang sama.
Ketiganya kompak menjawab belum pernah mengetahui tentang BEI dan baru kali ini menginjakkan kakinya di Gedung BEI.
"Sudah tahu tentang Bursa Efek atau belum? Sudah pernah lewat depan gedungnya?" tanya Puan.
"Belum pernah," jawab ketiganya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyoroti banyaknya masyarakat yang belum mengetahui adanya Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, pernah lewat depan gedungnya saja tidak.
Hal ini diketahui Puan setelah bertanya kepada perwakilan siswa SD, SMP, dan ibu anggota majelis taklim pada acara Launching Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) di Main Hall BEI, Kamis (18/5/2017).
Menteri Puan ingin kaum ibu dan pelajar paham bursa saham | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Balikpapan
"Pemanfaatan tersebut tak lupa juga perlu diiring perlindungan agar tidak merugikan."
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menambahkan, sebagian besar masyarakat masih berasumsi bahwa industri jasa keuangan, terutama bursa saham, hanya untuk golongan tertentu. Padahal, saat ini, sudah ada produk keuangan yang cocok untuk masyarakat desa.
"Dengan ada produk keuangan mikro, semua masyarakat di desa dan kota bisa turut serta."
Selain itu, Puan juga mendorong inklusi keuangan. Yaitu pendalaman layanan keuangan hingga menyentuh masyarakat kelas bawah.
Dia meyakini, itu menjadi terobosan untuk memberantas kemiskinan dan ketimpangan kesejahteraan.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani meminta pelaku industri keuangan lebih giat mengenalkan pasar modal ke masyarakat. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan peningkatan literasi atau pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan.
"Ajak ibu-ibu dan anak-anak ke bursa efek sehingga mereka tidak gamang. Sebab, literasi keuangan penting karena perkembangan zaman," ujarnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (18/5).