Harga minyak mentah dunia pada perdagangan hari ini masih tergelincir | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
Namun pasokan tersebut masih lebih kecil dari yang diharapkan pelaku pasar, sehingga efeknya tak terlalu besar. "Penurunan stok dengan harapan 2,36 juta akan menjadi menarik," ucap Strategi Pasar Utama AxiTrader Greg McKenna.
Secara keseluruhan kebutuhan minyak tetap besar, ketika Amerika Serikat dan produsen lainnya terus mengirimkan pasokan ke konsumen terbesar di Asia Utara. Hal ini memberikan tekanan terhadap upaya OPEC yang mengurangi stok untuk mengencangkan pasar minyak dunia.
Seperti diketahui OPEC dan beberapa produsen minyak utama termasuk Rusia telah berjanji untuk memotong produksi hampir mencapai 1,8 juta barel per hari (bpd) sepanjang kuartal pertama tahun 2017. Kesepakatan terbaru kemungkinan kebijakan tersebut akan diperpanjang sampai akhir Maret 2018.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (18/5/2017) harga minyak mentah berjangka Brent tercatat mengalami penurunan sebesar 21 sen atau 0,4% dan berakhir do posisi USD52 per barel pada pukul 01.48 GMT. Sedangkan harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada pada level USD48.88 per barel atau turun 19 sen setara 1,4%.
Pergerakan harga minyak sempat mengalami koreksi dalam sesi sebelumnya yang sempat menanjak naik, seiring penyusutan persediaan minyak mentah AS dan produksi minyak. Administrasi informasi energi AS mengatakan kemarin bahwa stok minyak mentah jatuh 1,8 juta beral selama sepakan untuk 12 Mei menjadi 520.8 juta barel.
Harga minyak mentah dunia pada perdagangan hari ini masih tergelincir, lantaran terbebani kelebihan pasokan global. Meski begitu upaya berkesinambungan pemotongan produksi yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengeskspor Minyak Dunia (OPEC) terus dilakukan untuk mengencangkan pasar dan menopang harga.
Imbas Penurunan Pasokan AS, Harga Minyak Menguat | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
Adapun OPEC dan beberapa negara produsen minyak utama dunia akan berkumpul di Vienna, Austria pada 25 Mei 2017. Mereka akan memutuskan apakah akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak sebesar 1,8 juta bph yang dimulai pada paruh pertama 2017.
Rusia dan Arab Saudi sudah sepakat akan memperpanjang pemangkasan produksi hingga Maret 2018.
"Arah (kebijakan) baru Arab Saudi dan Rusia dalam mendukung perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi selama 9 bulan ke depan mendukung harga minyak," ungkap Abhishek Kumar, analis senior budang energi di Global Gas Analytics.
Penurunan (pasokan) minyak mentah, bensin, dan minyak distilat menjadi pengaruh bagi harga," kata direktur riset komoditas ClipperData Matt Smith.
Meskipun demikian, walaupun pasokan merosot, produksi minyak mentah AS telah naik 10 persen sejak pertengahan 2016 menjadi 9,3 juta barrel per hari (bph). Jumlah ini hampir mendekati produksi raksasa minyak Rusia dan Arab Saudi.
Mengutip Reuters, Kamis (18/5/2017), acuan harga minyak Brent naik 56 sen menjadi 52,21 dollar AS per barrel.
Sementara itu, acuan harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) menguat 41 sen menjadi 49,07 dollar AS per barrel.
Lembaga Administrasi Informasi Energi AS menyebut, pasokan minyak mentah AS turun 1,8 juta barrel per 12 Mei 2017. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 2,4 juta barrel.
Sementara itu, pasar juga dihembuskan dengan sinyal-sinyal positif menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada pekan depan. Ekspektasinya adalah negara-negara produsen minyak utama dunia akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak.
Penguatan ini sejalan dengan penurunan pasokan minyak AS selama enam pekan berturut-turut.
Harga minyak dunia menguat ke level tertinggi dalam dua pekan pada perdagangan Rabu (17/5/2017) waktu setempat.
Laju harga minyak kembali tertahan | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
Namun, pasar menilai, pasokan minyak saat ini masih terlalu berlimpah. Ketika kartel OPEC mencoba memangkas produksi minyak untuk mengangkat harga, produsen minyak AS memompa lebih banyak. Libya pun mengatakan akan memulai kembali produksinya.
Jeff Currie, Kepala Riset Komoditas di Goldman Sach pada CNBC memperkirakan, harga minyak akan berada di kisaran US$ 44 dan US$ 55 sampai pasar melihat ada pengurangan nyata dari pasokan minyak dunia.
Harga minyak menguat setelah Energy Information Adinistration (EIA) mengumumkan, cadangan minyak AS dalam sepekan hingga 12 Mei turun 1,8 juta barel. Meski begitu, pengurangan tersebut masih di bawah ekspektasi pasar yaitu 2,4 juta barel.
Harga minyak mentah juga ditenagai langkah Arab Saudi dan Rusia yang ingin memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga Maret 2018. Organization of Oil Exporting Countries (OPEC) dan beberapa produsen minyak besar lainnya akan bertemu di Winna pada 25 Mei mendatang untuk menentukan rencana pemangkasan produksi 1,8 juta barel per hari tersebut.
Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (18/5). Namun, harga minyak masih diperdagangkan di sekitar level tertinggi tiga pekan terakhir.
Mengutip Bloomberg, harga jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni pukul 8:27 WIB merosot 0,39% menjadi 48,88 per barel. Kemarin harga minyak WTI menyentuh level US$ 49,07 per barel.
Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman Juli tertahan di US$ 52,06 per barel, dibanding posisi kembarin US$ 52,21 per barel.