Produksi migas yang bersumber dari Aljazair, Irak, dan Malaysia mencapai sekitar 100 ribu barel | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
Berdasarkan catatannya, PIEP juga mengklaim telah mendongkrak cadangan dari semula 409 juta boe menjadi 533 juta boe. Cadangan minyak PIEP saat ini telah mencapai 402 juta barrel oil dari semula 314 juta barrel oil. Sedangkan gas 758 BCF atau meningkat dari 546 BCF pada dua tahun lalu.
Slamet mengatakan, peningkatan produksi dan cadangan tersebut dicapai dengan melakukan efisiensi biaya per barel. Ia mencontohkan biaya operasi pada 2015, mencapai 10,3 dolar AS per barel. Namun pada 2016, biaya operasi tercatat senilai 7,5 dolar AS per barel. Tingkat efisiensi biaya ini dinilai telah mencapai targetnya. PIEP mencatat, total efisiensi ongkos produksi yang dilakukan sepanjang 2016 mencapai 187 juta dolar AS dari target effisiensi ongkos produksi 161 juta dolar AS.
Dengan tambahan aset produksi tersebut, PIEP mengklaim menaikkan produksi minyak menjadi 150 ribu boepd. "Pertamina masih memiliki tugas besar untuk dapat memproduksi sebesar 650 ribu boepd pada 2025. Jika mengandalkan aset yang ada di tiga negara, kami bisa meningkatkan produksinya menjadi sekitar 250 ribu boepd pada 2025," kata Slamet Riadhy dalam diskusi di Cirebon, Selasa (11/4).
Ia menyampaikan Pertamina Internasional EP pun optimistis dapat mencapai target 650 ribu boepd nantinya dengan adanya tambahan aset baru menjadi 12 negara. "Dengan tambahan aset baru menjadi 12 negara saat ini dan juga potensi tambahan aset-aset baru nantinya, kami optimistis target 650 ribu boepd dapat tercapai dengan rasio reserve to production selama 20 tahun,” kata dia.
Presiden Direktur PIEP Slamet Riadhy, menjelaskan, produksi migas yang bersumber dari Aljazair, Irak, dan Malaysia mencapai sekitar 100 ribu barel setara minyak per hari pada 2014. Produksi dari tiga aset tersebut meningkat menjadi 131 ribu bopd dan sekitar 200 mmscfd gas pada saat ini.
Pada 2016, pencapaian produksi PIEP dari tiga negara yakni sebesar 127 ribu setara minyak (boepd) atau 121 persen di atas target produksi tahun 2016. Kemudian pada akhir Februari 2017, terdapat tambahan aset produksi di tiga negara yakni Tanzania, Gabon, dan Nigeria.
PT Pertamina Internasional EP (PIEP), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang mengelola aset-aset hulu di luar negeri, optimistis dapat mendongkrak produksi minyak dari aset produksi di enam negara menjadi 150 ribu boepd.
Pertamina tingkatkan produksi 150.000 barel per hari di enam negara | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
Peningkatan produksi dan cadangan tersebut dapat dicapai dengan tetap memperhatikan efisiensi pengeluaran per barel. Sebagai gambaran, biaya operasi pada 2015 mencapai 10,3 dolar AS per barel kemudian turun menjadi 7,5 dolar AS per barel pada 2016.
Dengan demikian, total efisiensi ongkos produksi oleh PIEP sepanjang 2016 mencapai 187 juta dolar AS dari target efisiensi ongkos produksi sebesar 161 juta dolar AS.
Pertamina juga oprimistis dapat memproduksi 650 ribu BOEPD pada 2025. Jika mengandalkan produksi dari tiga negara, kapasitas produksi bisa ditingkatkan menjadi sekitar 250 ribu BOEPD pada 2025.
"Dengan tambahan aset baru menjadi 12 negara saat ini, serta potensi tambahan aset-aset baru, kami optimistis target 650 ribu BOEPD dapat tercapai dengan rasio cadangan produksi selama 20 tahun," ungkap Slamet.
Ia merinci produksi migas dari Aljazair, Iraq dan Malaysia meningkat menjadi 131 ribu BOEPD dari sekitar 100 ribu BOEPD pada 2014. Ada pun produksi gas saat ini dari ketiga negara tersebut sekitar 200 MMSCFD.
Pencapaian produksi PIEP dari tiga negara pada 2016 sebesar 127 ribu BOEPD atau 121 persen di atas target produksi 2016.
Cadangan minyak PIREP saat ini mencapai 402 juta barel atau tumbuh signifikan dari semula 314 juta barel. Hal yang sama juga terjadi pada cadangan gas sebesar 758 BCF atau meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya 546 BCF.
PT Pertamina International EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), meningkatkan produksi minyak di level sekitar 150.000 barel equivalen minyak per hari (BOEPD) dari aset-aset blok migas di enam negara.
Direktur Pertamina International EP (PIEP) Slamet Riadhy mengatakan produksi tersebut dapat dicapai pada kuartal-I 2017 dari blok migas di Aljazair, Iraq, Malaysia, Tanzania, Gabon, dan Nigeria.
"Setelah Pertamina Persero berhasil melakukan penambahan saham di Maurel and Prom sebesar 72,65 persen pada akhir Februari 2017 dengan tambahan aset-aset produksi di tiga negara yaitu Tanzania, Gabon, dan Nigeria, produksi minyak PIEP kini menjadi 150 ribu BOEPD," kata Slamet pada media gathering di Cirebon, Senin (10/4).
Pertamina optimis peroleh 650.000 BOEPD dari luar negeri di 2025 | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
"Selain produksi, Pertamina berupaya mendongkrak cadangan dari semula 409 juta boe menjadi 533 juta boe. Cadangan minyak PIEP saat ini telah mencapai 402 juta barel tumbuh signifikan dari semula 314 juta barel. Sedangkan, gas 758 BCF atau meningkat dari 546 BCF dua tahun lalu," ungkap Slamet.
Peningkatan produksi dan cadangan tersebut dicapai tetap memperhatikan biaya efisiensi per barel. Sebagai gambaran ketika pada 2015 biaya operasi mencapai USD 10,3 per barel, telah turun menjadi hanya USD 7,5 per barel di 2016. Total efisiensi ongkos produksi yang dilakukan oleh PIEP sepanjang 2016 mencapai USD 187 juta dari target efisiensi ongkos produksi USD 161 juta tahun tersebut.
"Apa yang dicapai PIEP dalam dua tahun terakhir merupakan catatan penting bagi Pertamina dalam upayanya membawa minyak dari luar negeri untuk ketahanan energi di Indonesia. Ini tentu saja berkat kerjasama yang erat dari seluruh komponen bangsa termasuk media, juga terutama dari pemerintah," pungkasnya.
Slamet mengatakan produksi minyak Aljazair, Iraq, dan Malaysia meningkat menjadi 131 ribu boepd dari sekitar 100 ribu boepd pada 2014. Untuk tahun 2016, pencapaian produksi 3 negara adalah 127 ribu boepd atau 121 persen diatas target produksi tahun 2016. Ada pun produksi gas saat ini dari ketiga negara tersebut sekitar 200 mmscfd.
Direktur PT Pertamina Internasional EP (PIEP) Slamet Riadhy mengatakan, Pertamina optimis dapat memproduksi minyak sebesar 650.000 barel ekuivalen minyak per hari (boepd) pada tahun 2025. Saat ini, produksi minyak dari aset enam negara seperti Aljazair, Iraq, Malaysia, Tanzania, Gabon, dan Nigeria sudah mencapai 150.000 boepd.
"Dengan tambahan aset baru menjadi 12 negara saat ini dan juga potensi tambahan aset-aset baru nantinya, kami optimistis target 650.000 boped dapat tercapai dengan rasio reserve to production selama 20 tahun," ujar Slamet di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (11/4).
PT Kontak Perkasa