PT Pertamina EP mencatatkan produksi minyak sebesar mencapai 80.727 barel per hari | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
"Komitmen kami, selain untuk meningkatkan produksi juga untuk menjaga ketersediaan cadangan energi, melalui pencarian cadangan-cadangan baru dengan agresif melakukan kegiatan seismik dan eksplorasi. Harapan kami dapat menemukan potensi cadangan yang besar atau Big Fish sehingga industri hulu migas semakin bergairah," katanya.
Pertamina juga telah menyelesaikan pemboran tiga sumur eksplorasi dan tengah berlangsung pemboran untuk enam sumur lainnya yang telah dimulai dalam Triwulan I ini. "Insya Allah target sumur eksplorasi sebanyak 12 sumur dapat kami selesaikan hingga akhir tahun 2017," pungkasnya.
"Beberapa lapangan yang mengalami peningkatan signifikan antara lain adalah Jatibarang Field, yang didapatkan dari hasil reparasi sumur atau kerja ulang pindah lapisan (KUPL) Sumur XA 09 di lapangan lepas pantai Platform XRay dari awalnya tingkat produksi di kisaran 87 BOPD menjadi 2.781 BOPD," katanya.
Selain itu, produksi Rantau field mengalami kenaikan dari 2.100 BOPD pada awal tahun 2017 menjadi 2.831 BOPD pada awal April 2017 dengan pencapaian 127 persen terhadap target. Peningkatan produksi sebesar 731 BOPD didapatkan dari pekerjaan 5 sumur reparasi dan 1 sumur pemboran.
Sementara, hingga akhir Maret 2017, realisasi seismik 2D yang dijalankan oleh Pertamina EP mencapai 426 kilometer atau 48 persen dari target sebesar 833 kilometer. Seismik 3D sudah terlaksana 171 kilometer persegi atau 26 persen dari target sebesar 669 kilometer persegi.
"Sampai Triwulan 1 ini alhamdulillah kami dapat menahan laju penurunan produksi alamiah sebesar 20 persen per tahun dan menjaga tingkat produksi dikisaran 80.000 BOPD dan kami optimis untuk memenuhi target 2017 sebesar 85.000 BOPD," ujar Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, di Cirebon, Jawa Barat, Senin (10/4).
Nanang mengatakan selama kurun waktu 3 bulan pertama, terjadi dinamika produksi dari lapangan dan ada beberapa lapangan yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk optimalisasi produksi.
Selama Triwulan I-2017, PT Pertamina EP mencatatkan produksi minyak sebesar mencapai 80.727 barel per hari (bph) atau sebesar 95 persen dari target RKAP 2017 sebesar 85.000 bph. Sementara, produksi gas Pertamina EP mencapai 961,6 MMSCFD atau sebesar 93 persen dari target RKAP 2017 sebesar 1.041 MMSCFD.
Pertamina EP Penuhi 95 Persen Target Produksi di Kuartal I | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
Di Jatibarang, Nanang menuturkan perseroan berhasil mereparasi sumur lewat program Kerja Ulang Pindah Lapisan (KUPL) Sumur XA 09 di lapangan lepas pantai Platform XRay. Kesuksesan menjalankan program tersebut membuat Jatibarang mampu meningkatkan produksi dari 87 bph menjadi 2.781 bph.
Sementara di Rantau, Pertamina EP berhasil menyelesaikan pekerjaan lima sumur reparasi dan satu sumur pemboran. Imbasnya, produksi minyak Rantau mengalami kenaikan dari 2.100 bph pada awal 2017 menjadi 2.831 bph pada awal April 2017.
âRantau bisa memenuhi 127 persen target yang telah kami tetapkan,â katanya.
Selama Januari - Maret 2017, beberapa lapangan yang menunjang produksi perseroan antara lain Jatibarang dan Rantau.
PT Pertamina EP berhasil memproduksi minyak sebanyak 80.727 barel per hari (bph) sepanjang kuartal I 2017. Realisasi tersebut mencakup 95 persen dari target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini sebesar 85 ribu bph.
Tidak hanya bisa memproduksi minyak mendekati target, anak usaha PT Pertamina (Persero) juga membukukan produksi gas sebanyak 961,6 MMSCFD atau 93 persen dari target sebesar 1.041 MMSCFD.
âSampai kuartal I, kami dapat menahan laju penurunan produksi alamiah sebesar 20 persen per tahun. Kami optimistis sampai akhir tahun bisa memenuhi target 2017 sebesar 85 ribu bph,â kata Nanang Abdul Manaf, Pelaksana tugas harian Direktur Utama Pertamina EP, Senin (10/4).
Produksi Minyak Pertamina Ditopang Aset Migas di Luar Negeri | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
"Total efisiensi ongkos produksi yang dilakukan oleh PIEP sepanjang 2016 mencapai 187 juta dolar AS dari target efisiensi ongkos produksi 161 juta dolar AS," ujarnya.
Pertamina akan terus mendorong jumlah produksi sehingga ia optimis di tahun 2025 jumlah produksi Pertamina mencapai 650 ribu beopd. Slamet optimistis target tersebut bisa tercapai.
"Jika mengandalkan aset yang ada di tiga negara, kami bisa meningkatkan produksinya menjadi sekitar 250 ribu boepd pada 2025. Kami optimistis target 650 ribu boepd dapat tercapai dengan rasio reserve to production selama 20 tahun,” ujarnya.
Menurut Slamet, cadangan minyak perusahaan saat ini telah mencapai 402 juta barrel oil. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya yaitu 315 juta barrel oil. Selain itu, cadangan gas juga meningkat dibandingkan dua tahun yang lalu dari 546 BCF menjadi 758 BCF.
Slamet mengatakan peningkatan produksi dan cadangan tersebut dapat dicapai dengan tetap memperhatikan efisiensi cost per barel. Sebagai gambaran, pada 2015 biaya operasi mencapai 10,3 dolar AS per barel dan kemudian turun menjadi 7,5 dolar AS per barel pada 2016.
Menurut Slamet, untuk 2016 pencapaian produksi Pertamina Internasional EP dari 3 negara adalah 127 ribu boepd atau 121 persen. Jumlah ini meningkat dari target produksi tahun 2016.
Selain itu, Slamet mengklaim jika Pertamina berhasil menambah saham pada akhir Februari 2017 di Maurel dan Prom sebesar 72,65 persen dengan tambahan aset-aset produksi di tiga negara yaitu Tanzania, Gabon, dan Nigeria.
"Produksi minyak PIEP kini menjadi 150 ribu beopd Pertamina Internasional EP. PIEP (Pertamina Internasional EP) juga berhasil mendongkrak cadangan dari semula 409 juta boepd menjadi 533 juta boepd," kata Slamet.
Pertamina Internasional EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), yang mengelola aset-aset hulu di luar negeri mengklaim produksi minyak di enam negara telah mendongkrak produksi minyak perusahaan. Saat ini, produksi minyak dari aset di enam negara sudah mencapai 150 ribu barel ekuivalen minyak per hari (boepd).
Presiden Direktur Pertamina Internasional EP, Slamet Riadhy, mengatakan enam negara tersebut adalah Aljazair, Iraq, Malaysia, Tanzania, Gabon, dan Nigeria. Tercatat, dari Aljazair, Iraq, dan Malaysia saja produksi minyak mencapai 100 ribu barel, setara dengan produksi minyak pada 2014.
"Produksi dari tiga aset tersebut meningkat menjadi 131 ribu bopd dan sekitar 200 mmscfd gas pada saat ini," kata Slamet dalam Media Gathering di Cirebon, Jawa Barat, Senin (10/4).
PT Kontak Perkasa Futures