Memasuki hari kedua kunjungan kerja ke New Delhi, India, Selasa, Presiden Joko Widodo memulai kegiatannya dengan melaksanakan collective call bersama 20 CEO perusahaan India dan 5 CEO perusahaan Indonesia di Ballroom, The Leela Palace Hotel, Selasa (13/12/2016).
Lima pengusaha Indonesia yang akan turut serta dalam acara itu yakni Ketua Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani, Wakil Ketua Kadin Indonesia Shinta W. Kamdani, CEO Garuda Food Sudhamek A.W. Soenjoto, CEO Bosowa Group Erwin Aksa, dan CEO Sinar Mas Group Fuganto Widjaja.
Presiden Joko Widodo akan bertemu Chief Executive Officer (CEO) perusahaan terkemuka di India.
Selanjutnya, Presiden beserta rombongan menuju Pangkalan Udara Palam, New Delhi, India, untuk terbang menuju Teheran, Iran, dengan menggunakan Pesawat Kepresiden Indonesia-1 sore nanti.
Lalu, GVK Power & Infrastructure Ltd.; GMR Energy; Ambuja Neotia Group; Cadila Healthcare ltd.; Hinduja Group; Tata Motors; SREI Infrastructure Finance Ltd.; Sun Pharmaceuticals; Forbes Marshall Pvt. Ltd.; NassCom; InfoSys Ltd.; Wockhardt Ltd.; dan Alembic Ltd.
Sementara dari India adalah CEO dan pendiri dari perusahaan Nephrocare Health Services Pvt Ltd; Teva API; Concept Pharmaceutical; V-Worldwide; Aditya Birla Group; GRASIM; dan GVK Group.
Setelah pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo akan menuju KBRI New Delhi guna melakukan ramah tamah sekaligus santap siang bersama masyarakat Indonesia yang bermukim di India.
Lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.
Di Teheran, Iran, Presiden Joko Widodo akan memulai kegiatannya esok hari.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana dalam kunjungan kerja di India sejumlah Menteri Kabinet Kerja, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Prioritaskan Hubungan Pertahanan, PM India Sebut RI Mitra Berharga
Kunjungan Presiden Jokowi merupakan kunjungan kenegaraan pertama oleh Presiden Indonesia ke India dalam hampir enam tahun sejak kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Januari 2011.
Salah satu perjanjian yang diteken kedua negara antara lain di bidang pemuda dan olahraga dan kerjasama untuk memerangi illegal fishing.
”Indonesia adalah salah satu mitra kami yang paling berharga dalam kebijakan Act East (Undang-Undang Timur) kami. Kami telah berbagi kepentingan ekonomi dan strategis. Kami telah sepakat untuk memprioritaskan kerjasama pertahanan dan keamanan,” ujar Modi setelah kedua negara menandatangani sejumlah perjanjian di Hyderabad House, seperti dilansir Times of India.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, mengatakan India dan Indonesia sepakat memprioritaskan hubungan pertahanan dan keamanan sama-sama memerangi terorisme dan kejahatan terorganisir. PM Modi menyebut Indonesia sebagai salah satu mitra paling berharga.
Dalam pidato pers bersama dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) hari Senin, Modi mengatakan bahwa kedua negara berbagi nilai demokrasi, keragaman dan harmoni sosial. “Dan telah dipelihara ikatan yang kuat dari bisnis dan budaya,” katanya.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke India selama dua hari yang dimulai hari Senin. Dia sebelumnya disambut dalam sebuah upacara selamat datang di depan Rashtrapati Bhavan.
Menurut Modi, memerangi terorisme, kejahatan terorganisir, narkoba dan perdagangan manusia menjadi tema tertinggi dalam agenda pembicaraannya dengan Jokowi.
”Perjanjian yang memajukan kemitraan strategis. PM @narendramodi & Prez @jokowi bertukar saksi perjanjian di tiga bidang yang berbeda,” tulis Swarup di Twitter, yang dikutip Sindonews, semalam (12/12/2016).
Kementrerian Luar Negeri India melalui juru bicaranya, Vikas Swarup menuliskan di Twitter tentang penandatanganan tiga kerjasama kedua negara menyusul pembicaraan dari para delegasi yang dipimpin oleh PM Modi dan Presiden Jokowi.