Pengepungan dan operasi militer Suriah terhadap kota Aleppo dihentikan untuk memberi kesempatan para pemberontak dan keluarganya meninggalkan kota itu. Churkin mengatakan, pasukan pemerintah Suriah sudah sepenuhnya menguasi daerah terakhir yang dikuasai pemberontak. "Intinya adalah, semua baik-baik saja, artinya pertempuran di sekitar wilayah timur Aleppo sudah berakhir," kata duta besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin, Selasa (13/12/2016).
Para pemimpin pemberontak, Rusia, dan Turki memastikan kesepakatan ini, jika diimplementasikan, akan menjadi sebuah kemenangan besar bagi Presiden Bashar al-Assad sejak perang saudara pecah lima tahun lalu.
"Menurut kabar terbaru yang kami terima beberapa jam lalu, operasi militer di Aleppo sudah berakhir," ujar Churkin dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB. "Sedangkan warga sipil, mereka bisa tinggal atau pergi ke tempat yang mereka anggap aman. Tak ada yang akan menyakiti warga sipil," tambah Churkin.
Yasser menambahkan, kesepakatan tersebut dicapai atas sponsor dari Rusia dan Turki. "Tahap pertama dari kesepakatan ini adalah evakuasi warga sipil dan mereka yang terluka dalam beberapa jam mendatang," kata Yasser.
Penjelasan Yasser ini dibernarkan pemerintah Turki yang menegaskan tahap pertama adalah mengevakuasi warga sipil keluar dari Aleppo. "Meski kami gembira dengan langkah untuk memastikan gencatan senjata, di saat yang sama kita harus mewaspadai situasi rapuh ini," kata juru bicara Kemenlu Turki, Huseyin Muftuoglu.
Sementara itu, evakuasi para pemberontak dan warga sipil dari kota Aleppo akan dilakukan dalam beberapa jam mendatang di bawah kesepakatan yang telah dicapai. Di tengah kekhawatiran itu setidaknya desing peluru dan ledakan bom berhenti sejak Selasa pulul 15.00 waktu setempat. Sejak Agustus lalu, seluruh jalan keluar dan masuk ke wilayah timur Aleppo terputus sehingga sebanyak 250.000 warga sipil dan sekitar 8.000 orang pemberontak terkepung.
"Sebuah kesepakatan sudah dicapai," kata Yasser al-Youssef dari bidang politik faksi pemberontak Nureddin al-Zinki. "Setelah tahap ini selesai, barulah para pemberontak meninggalkan kota dengan membawa persenjataan ringan," lanjut dia.
"Banyak warga yang ingin pergi tetapi khawatir akan dibunuh di tengah jalan atau dibawa ke penjara-penjara rezim Assad," ujar Power. Kekhawatiran Power ini diperkuat dengan pernyataan kelompok amal White Helmets yang beroperasi di wilayah timur Aleppo.
"Bagaimana orang bisa meninggalkan kota ini? Jangan berpikir kami senang meninggalkan kota ini. Tak seorang pun yang gembira saat terusir dari kampung halamannya," kata Ibrahim Abu al-Leith, juru bicara White Helmets.
Sedangkan duta besar AS untuk PBB Samantha Power mengatakan kepada dewan keamanan bahwa pemerintah AS menginginkan adanya pengawas internasionaluntuk memantau proses evakuasi.
Warga Aleppo Bakar Harta Miliknya Sebelum Mengungsi
"Penduduk Aleppo timur terlihat membakar hartanya, yang tidak bisa dibawa, seperti, foto, buku, pakaian, bahkan mobil," kata saksi kepada Reuters, setelah pengungsian mendapat persetujuan dan diumumkan pada Selasa (13/12) malam.
Warga di wilayah Aleppo timur, yang sudah mengemas barang untuk mengungsi, mulai membakar harta mereka, yang tidak bisa dibawa karena khawatir terjadi penjarahan oleh tentara Suriah, yang didukung sekutu milisi dukungan Iran.
Gencatan senjata dan kesepakatan pengungsian ditengahi oleh Rusia, sekutu terdekat Presiden Suriah Bashir al-Assad, dengan Turki, mengakhiri pertikaian tahunan di kota itu, yang memberikan kemenangan besar kepada Assad setelah perang lebih dari lima tahun.
Pengungsian itu diharapkan dimulai pada Rabu (14/12) subuh tetapi ditangguhkan atas alasan tidak jelas, kata lembaga pengamat perang Suriah.
Kontak Perkasa Futures