Widiyo menjelaskan, peristiwa penganiayaan yang menimpa tujuh pelajar SDN 1 Seba, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua terjadi pada Selasa (13/12) pukul 09.00 WITA. Pelaku berinisial iR merupakan pedagang keliling yang menjual piring.
Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Brigjen Pol Widiyo Sunaryo memastikan kasus penganiayaan yang menimpa siswa SDN 1 Seba, Kecamatan Sabu Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) murni tindakan kriminal. "Kasus tersebut murni tindak kriminal dan sama sekali tidak ada kaitan dengan SARA," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (14/12).
Kasus penganiayaan tersebut tidak menyebabkan adanya korban tewas, kecuali pelaku sendiri. Palaku IR tewas akibat dihakimi ratusan massa yang saat itu jumlahnya tidak sebanding dengan polisi dan TNI yang mengamankan.
Widiyo membantah adanya penjarahan maupun sweeping seperti yang tersebar di media sosial. Saat ini, ia mengatakan, situasi di Sabu Raijua sudah kondusif. "Situasi saat ini sudah kondusif, saya, Danrem, Kabinda, Kapolres masih berada di Sabu Raijua," ujar dia.
Ia mengimbau para warga Sabu Raijua dan NTT tidak mudah terprovokasi oleh berita di media sosial. Sebab, informasi tersebut justru cenderung memutarbalikkan fakta yang sebenarnya.
Ia menyebut, saat ini polri mengamankan tujuh rekan tersangka yang berprofesi sebagai pedagang keliling untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Saya menghimbau agar dalam menyikapi kejadian ini warga tidak melakukan tindakan anarkis, dan mempercayakan langkah penegakan hukum oleh polri," tutur Widiyo.
Sadis, Begini Kronologi Penikaman Siswa SD Sabu Raijua
Peristiwa tersebut, kata Sriyati, bermula ketika jam pelajaran tengah berlangsung sekitar pukul 08.47 WITA. Kala itu, pelaku memasuki ruangan kelas V SDN 1 Sabu Barat sambil memegang pisau. "Pelaku saat itu langsung menuju ke bangku belakang dan mendekati seorang siswi bernama Naomi Oktoviani Pawali (11). Pelaku langsung memutar wajah anak tersebut dan menggorokkan pisau ke leher Naomi," kata Sriyati.
Sebanyak tujuh orang siswa SDN 1 Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Kupang, masih menjalani perawatan di Puskesmas Sabu Barat, Selasa (13/12). Berdasarkan keterangan Wakil Kepala Kepolisian Resor Kupang Kompol Sriyati, mereka adalah korban penyerangan oleh pria tak dikenal menggunakan sebilah pisau.
Anggota TNI yang mengamankan pelaku kemudian berkordinasi dengan polisi dan membawanya ke Markas Polsek Sabu Barat. "Massa yang mengetahui dan mendengar kejadian tersebut langsung tersulut emosi dan secara berbondong-bondong mendatangi Polsek dan meminta agar pelaku dikeluarkan dari ruang tahanan," tuturnya.
Sebagaimana diwartakan Liputan6.com, penikam tujuh siswa SD di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikatakan tewas di dalam sel Polsek Sabu Barat usai diserang ratusan warga yang marah dan menyerbu Polsek. Namun menurut keterangan Sriyati, ia meninggal di dalam sel karena terkena runtuhan batu saat hendak melarikan diri.
Setelah itu, pelaku langsung mencari korban lain dengan melukai leher dan menusuk tangan serta kaki para korban. Melihat peristiwa tersebut, siswa lainnya langsung berhamburan lari keluar lingkungan sekolah, sementara para guru berteriak histeris. "Kebetulan di samping lokasi SD, terdapat Kantor Koramil 1627/04-Sabu Raijua, sehingga anggota TNI langsung datang dan mengamankan pelaku," ujarnya.