Rekor buruk kembali dicatat Leicester City di paruh pertama Liga Inggris musim ini setelah mereka takluk di kandang Bournemouth. Apa itu?
Menghadapi Bournemouth di Vitality Stadium, Rabu (14/12/2016) dinihari WIB, Leicester yang datang dalam kepercayaan diri tinggi usai mengalahkan Manchester City 4-2, malah takluk dengan skor 0-1 karena gol Marc Pugh di babak pertama.
Setelah itu Leicester tak mampu mengejar ketertinggalannya dan harus rela pulang dengan tangan hampa. Alhasil posisi The Foxes masih tertahan di urutan ke-14 klasemen dengan 16 poin.
Kekalahan itu pula yang menjadikan Leicester sebagai juara bertahan dengan rekor tandang terburuk di awal musim , karena hanya satu poin berhasil didapat dari delapan pertandingan di markas lawan yakni saat seri 1-1 dengan Tottenham Hotspur.
Sisa tujuh laga lainnya berujung kekalahan dari Hull City, Liverpool, Manchester United, Chelsea, Watford, dan Sunderland.
Tentu saja ini rekor buruk ini menodai perayaan laga ke-200 Ranieri di Liga Inggris. Sebelum melalui 58 laga liga bersama Leicester, Ranieri lebih dulu bersama Chelsea selama 146 laga yang membuatnya jadi manajer Italia pertama yang mencapai angka 200 pertandingan.
Catatan-catatan terkait pertandingan tersebut seperti dikutip BBC adalah:
- The Cherries punya jumlah kemenangan kandang sama di tujuh pertandingan terakhirnya (5) seperti yang mereka lakukan di 20 pertandingan pertamanya di kompetisi ini.
- Leicester tanpa kemenangan tandang sejak April (10 pertandingan), rentetan terpanjang mereka sejak Oktober 2003 (16 laga tandang tanpa kemenangan).
- Leicester selalu kebobolan di 10 pertandingan tandang terakhirnya - catatan terburuk sejak April 2002 (juga 10 pertandingan)
Kalah 8 Kali di Premier League, Leicester Belum Menyerah
Pada musim ini, Leicester City sudah menelan delapan kekalahan di ajang Premier League. Namun, sang manajer Claudio Ranieri enggan menyerah dengan keadaan tersebut.
Prestasi Leicester di kancah domestik memang berbanding terbalik dengan pencapaian mereka pada musim sebelumnya.
Jika musim lalu bisa bersaing di papan atas hingga sukses merengkuh gelar juara Premier League, kini Leicester tercecer di urutan ke-14 klasemen sementara.
Teranyar, dalam laga ke-200 Ranieri di ajang Premier League, Leicester menelan kekalahan 0-1 dari AFC Bournemouth di Stadion Vitality, Selasa (13/12/2016).
Leicester pun telah tercatat mengakhiri laga tanpa poin sebanyak delapan kali.
Kekalahan dari Bournemouth tentu amat disayangkan oleh Ranieri. Sebab, Leicester dinilai tampil cukup baik dalam meladeni permainan tuan rumah.
"Kami meraih hasil yang tak sepantasnya karena menciptakan banyak peluang. Seandainya tim bermain sedikit lebih baik, mungkin kami bisa mencetak gol," ucap Ranieri kepada BBC Sport.
"Saya rasa tim ini masih hidup, dan hal itu penting bagi saya. Jika kami terus berjuang pada tingkat ini, cepat atau lambat kami akan mendapatkan hasil terbaik," tuturnya.
Meski terseok-seok di Premier League, Leicester setidaknya masih memiliki pencapaian membanggakan pada musim ini.
Kebanggaan itu adalah torehan ciamik di ajang Liga Champions. Mereka sukses menembus babak 16 besar setelah menjadi juara Grup G dengan raihan 13 poin.
Pada babak 16 besar, Leicester dijadwalkan bakal berhadapan dengan tim runner-up Grup H, Sevilla.
Partai leg pertama akan digelar di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan pada 22 Februari 2017. Sedangkan laga leg kedua di Stadion King Power pada 14 Maret 2017.