Penurunan laba bersih perseroan pada kuartal I-2017 disebabkan karena kenaikan harga minyak | PT Kontak Perkasa Futures
Sementara itu, EBITDA tercatat menurun dari USD 2,18 miliar menjadi USD 1,89 miliar. Lantaran kenaikan kontribusi hulu terhadap EBITDA, seiring naiknya harga minyak.
Kemudian untuk realisasi belanja modal atau capex kuartal I-2017 naik menjadi USD 1,11 miliar dari USD 0,36 miliar kuartal I-2016. "Ini karena sebagian investasi yang kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya direalisasikan pada kuartal I 2017."
Sementara itu, pendapatan Pertamina sepanjang kuartal I-2017 sebesar USD 10,15 miliar, naik sekitar 19 persen dari USD 8,55 miliar. Kenaikan pendapatan karena harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP) naik.
"Kuartal I-2016 harga minyak mentah itu USD 30,2 per barel, di kuartal I tahun ini peningkatannya cukup signifikan menjadi USD 51 per barel, kenaikannya hampir 69 persen," jelasnya.
"Karena naiknya crude membuat laba bersih turun 25 persen," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (24/3).
Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik menyatakan, penurunan laba bersih perseroan pada kuartal I-2017 disebabkan karena kenaikan harga minyak pada kuartal I-2017.
PT Pertamina mencatat laba bersih pada kuartal I-2017 sebesar USD 760 juta atau setara Rp Rp 10,1 triliun (USD 1 = Rp 13.320). Angka ini turun 25 persen dibandingkan kuartal I-2016 yang mencapai USD 1,01 miliar.
Biayai Sektor Hilir, Kinerja Keuangan Pertamina Turun ke USD0,76 Miliar | PT Kontak Perkasa Futures
Tercatat juga, pada kuartal-I 2017 pendapatan perseroan mengalami peningkatan dari USD8,55 miliar sampai USD10,15 miliar. Realisasi belanja modal (Capital Expenditure/Capex) juga mencapai USD1,11 miliar dari sebelumnya USD0,36 miliar.
Sementara Direktur Keuangan, Arif Budiman menjelaskan, mengenai penurunan kinerja keuangan dipengaruhi oleh peningkatan harga minyak dunia yang tidak diiringi dengan peningkatan harga BBM oleh Pertamina. Jadi perseroan harus melakukan subsidi silang untuk menutup itu.
"Ini (Pendapatan) memang banyak revenue dari non subsidi. Jadi kita lakukan cross subsidi," pungkas Arif.
Mengenai paparan kita hari ini, ini kuartal satu 2016, dapat kita bandingkan dengan kuartal I-2017 itu ICP harganya kalau dulu rata rata USD30,2 per barel di kuartal satu ini mengalami peningkatan signifikan yaitu di USD51,03 per barel," kata Elia dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Rabu 24 Mei 2017.
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengakui penurunan kinerja keuangan ini dikarenakan peningkatan harga minyak dunia? dari rata-rata USD30,2 per barel pada kuartal I-2016 melonjak menjadi USD51,03 per barel pada kuartal I-2017.
PT Pertamina (Persero) mengakui laporan keuangan kuartal I-2017 menurun akibat peningkatan harga minyak dunia. Perseroan harus melakukan subsidi silang untuk membiayai bisnis sektor hilir.
Tercatat, laba bersih perseroan hanya mencapai USD0,76 miliar pada kuartal I-2017 atau turun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya USD1,01 miliar. Ebitda atau laba sebelum pajak perseroan juga mengalami penurunan dari kuartal I-2016 sebesar USD2,18 miliar menjadi USD1,89 miliar atau menurun 13 persen.
Wah, Pertamina Patok Target Tinggi Anak Usaha! | PT Kontak Perkasa Futures
Ellia melanjutkan, jika akhirnya anak usaha ini tidak capai target, akan ada pertimbangan lain seperti melakukan kerjasama dengan orang lain dan/atau alternatif lain. "Kita ini perusahaan besar yang berfikir harus matang untuk menuju level tinggi.
Jika ada yang tidak capai target kita harus buat challenge, supaya Pertamina akhirnya menjadi besar," tuturnya.
"Nah saya katakan ini kepada Dirut baru ini, Anda bisa Rp500 miliar dengan cara organik dan non-organik. Itu beberapa. Saya lihat bisnis dan peluang bisnis Pertamina besar. Sayang jika anak usaha untungnya hanya Rp50 miliar saja. Pertamina enggak boleh yang ecek-ecek ke depannya," tuturnya, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (24/5/2017).
Dia mencontohkan, ada satu anak usaha yang baru mengangkat direktur utama. Bos baru ini langsung diberikan target apakah dalam satu tahun mampu mencapai Rp500 miliar, di mana capaian net provit sebelumnya hanya Rp50 miliar.
Direktur Utama Pertamina Ellia Massa Manik memberi target baru untuk anak-anak perusahaan perseroan. Jika target yang ditetapkan tidak tercapai, ada opsi baru untuk status anak usaha tersebut.