Harga minyak AS sempat merosot hingga lebih dari lima persen | PT Kontak Perkasa Futures
Harga minyak kembali merosot di bahwa level US$50 per barel setelah data stok minyak mentah AS menunjukkan peningkatan 8,2 juta barel pada minggu lalu, menjadi 528,4 juta barel. Jumlah tersebut lebih tinggi dua juta barel dari prediksi para analis.
Perusahaan-perusahaan minyak AS juga berencana meningkatkan produksi minyaknya di North Dakota, Oklahoma, dan ladang-ladang minyak lainnya. Sementara OPEC menyatakan akan tetap berkomitmen dengan kesepakatan tahun lalu untuk memangkas produksi minyak hampir 1,8 juta barel per hari di semester pertama 2017.
Harga minyak Amerika Serikat kembali anjlok ke level di bawah US$50 per barel pada perdagangan kemarin, Kamis 9 Maret 2017. Ini merupakan level terendah sejak November tahun lalu.
Dilansir CNBC, Jumat 10 Maret 2017, harga minyak AS merosot dua persen ke level terendah tahun ini. Harga minyak US light crude turun US$1 di US$49,28 per barel, level terendahnya sejak 30 November 2016.
Pada perdagangan kemarin, harga minyak AS sempat merosot hingga 5,38 persen di US$48,59 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Eropa, Brent, turun US$1,02 atau 1,9 persen di US$52,09 per barel.
Kali pertama di 2017, harga minyak di bawah US$ 50 | PT Kontak Perkasa Futures
Sebelumnya diberitakan, cadangan minyak AS melonjak sebesar 8,2 juta barel pada pekan lalu ke posisi 528,4 juta barel. Angka ini jauh melampaui prediksi analis sebesar 2 juta barel.
"Baru sekitar satu bulan lalu di mana market terpukul oleh peningkatan besar jumlah suplai minyak, hingga akhirnya harga minyak rebound dan mulai mencetak harga rekor baru beberapa hari kemudian," jelas Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
Dia menambahkan, masalahnya saat ini adalah waktu. "Setelah mengalami periode sideways, adanya konfirmasi penurunan mengindikasikan bahwa market akan membutuhkan sejumlah berita besar agar bisa kembali ke jakur bullish jangka panjang," paparnya.
Sementara, harga minyak Brent turun US$ 1,02 per barel atau 1,9% menjadi US$ 52,09 pada pukul 14.39 waktu New York. Sebelumnya, minyak Brent sempat menyentuh level terendah harian di posisi US$ 51,50 per barel, yang merupakan level terendah sejak 30 November lalu. Pada transaksi Rabu lalu, harga minyak Brent melorot US$ 2,81 per barel atau 5%. Ini merupakan pergerakan harian terbesar di sepanjang tahun ini.
Anjloknya harga minyak masih terkait dengan jumlah cadangan minyak AS yang menembus rekor tertingginya sepanjang sejarah. Kondisi ini memicu keraguan pelaku pasar mengenai apakah pemangkasan suplai minyak oleh OPEC akan berhasil mengurangi pasokan berlebih minyak global.
Harga minyak dunia masih terjun bebas pada transaksi perdagangan tadi malam (9/3). Minyak turun 2%, melanjutkan penurunan sesi sebelumnya yang membawa harga minyak ke level terendahnya tahun ini.
Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat turun US$ 1 atau 2% menjadi US$ 49,28 per barel. Ini merupakan level terendah sejak 30 November lalu. Bahkan harga minyak WTI sempat menyentuh level US$ 48,59 pada sesi semalam, setelah anjlok 5,38% pada transaksi Rabu (7/3).
Harga Minyak Dunia Terus Tertekan Peningkatan Cadangan AS | PT Kontak Perkasa Futures
Para analis mengatakan kenaikan persediaan itu jauh melebihi perkiraan pasar untuk bertambah sekitar dua juta barel dan memperbarui kekhawatiran atas kelebihan pasokan minyak global.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, berkurang satu dolar AS menjadi menetap di 49,28 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, turun 0,92 dolar AS menjadi ditutup pada 52,19 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak dunia turun pada Kamis (9/3) atau Jumat (10/3) pagi WIB, karena investor mengkhawatirkan kelebihan pasokan minyak global setelah persediaan Amerika Serikat meningkat.
Persediaan minyak mentah AS naik 8,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 3 Maret ke rekor 528,4 juta barel, naik 7,7 persen dari periode sama tahun lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (8/3).
PT Kontak Perkasa Futures