Susi Pudjiastuti ikut angkat bicara persoalan masih kecilnya kontribusi wisata bahari | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
Ia juga mencontohkan, bagaimana Maldives yang ukurannya begitu kecil mampu menghasilkan devisa yang satara dengan Indonesia. Devisa tersebut hanya didapatkan dari pariwisata, khususnya wisata bahari.
"Maldives US$ 7 miliar hanya pulau seupil kira-kira segede Nias, mungkin lebih kecil dari Nias. Hasilnya sama seperti Indonesia. Kalau enggak salah bahari US$ 2 miliar sendiri," tutup Susi.
Ia juga setuju bahwa kawasan pesisir dijadikan tempat wisata. Di satu sisi menjadi sumber mata pencarian untuk nelayan, di sisi lain juga memberikan devisa bagi negara.
Begitu juga kawasan pertanian di beberapa negara yang juga dikembangkan sebagai daerah pariwisata alias agrowisata.
"Pertanian bisa jadi nilai tambah agrowisata seperti wine yard dan turis di sini juga harus ada di tempat pertanian ditambahkan jadi nilai tambah," kata Susi.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut angkat bicara persoalan masih kecilnya kontribusi wisata bahari terhadap pariwisata Indonesia. Wisata bahari hanya berkontribusi sebesar 10% dari total devisa yang didapatkan dari sektor pariwisata tahun lalu sekitar US$ 12,6 miliar.
Menurut Susi, wisata bahari di Indonesia masih sulit berkembang karena tidak bagusnya kondisi pelabuhan perikanan dan pasar ikan.
"Kadang persoalannya pelabuhan perikanan bau dan kotor, tolong Menpar ajari KKP bersih-bersih di pelabuhan," ujar Susi.
Kemenpar Gandeng KKP Naikkan Pendapatan Devisa Wisata Bahari | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
bantuan dari rekan KKP. Kalau kedua kementerian sinergi maka saya bisa pastikan wisata bahari Negara ini tidak bisa dikalahkan," ucap Arief.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, dalam kerja sama ini Kemenpar dapat membantu pembersihan pelabuhan wisata yang selama ini masih terbilang kotor.
Sehingga, wisatawan dapat nyaman mengungjungi wisata bahari. Menurut dia, wisata bahari akan menghasilkan pendapatan lebih banyak dibandingkan dengan wisata di darat seperti, pegunungan.
"Wisata bahari dapatkan uang lebih banyak dibandingkan wisata di darat," tandasnya.
Dalam kerja sama ini, Arief meminta kepada Susi untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) wisata bahari.
Salah satu caranya, yakni dengan menambah kurikulum pelajaran mengenai wisata bahari, khususnya pemandu wisata (tourist guide), di Sekolah Perikanan yang dikelola KKP.
Menurut dia, kerja sama ini diharapkan dapat menaikkan kontribusi pendapatan devisa wisata bahari hingga Rp 53,3 triliun atau 4 miliar dollar AS pada tahun 2019.
"Saat ini kontribusi devisa wisata bahari hanya Rp 13,3 triliun atau 1 miliar dollar AS. Diharapkan dengan kerja sama bisa menaikan devisa negara," ujar Arief.
Kerja sama tersebut ini tertuang dalam penandatanganan kesepakatan bersama yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Menteri Pariwasata Arief Yahya mengatakan, kesepakatan ini sangat penting bagi pengembangan wisata bahari.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengembangkan wisata bahari di Indonesia.
Wisata Bahari Diharapkan Berkontribusi 4 Miliar Dolar AS' | PT Kontak Perkasa Futures Pusat
Menurut Andi Akmal, saat ini potensi kelautan yang ada di Indonesia merupakan hal yang ironis antara lain karena besarnya potensi aktivitas perekonomian masyarakat pesisir dengan 13.466 pulau dan 5,8 juta kilometer persegi laut.
Selain itu, ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, bentangan dan paparan laut juga sangat luas seperti diketahui di Indonesia terdapat 10.660 desa pesisir yang tersebar di sekitar 300 kabupaten. "Ini mesti jadi fokus kerja pembangunan nasional yang serius sehingga 2.636.758 rumah tangga nelayan menjadi berdaya, kekuatan sumber daya manusia Indonesia akan terdongkrak signifikan," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan juga sepakat bahwa bila Indonesia lebih mengarah fokus kepada sektor jasa seperti pariwisata dan tidak hanya terhadap komoditas semata maka pasti ke depannya akan meningkatkan penerimaan yang lebih banyak bagi negara.
Sebelumnya, pemerintah juga diharapkan dapat memaksimalkan potensi pariwisata maritim di laut serta berbagai lokasi wisata di pesisir sebagai upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Tanah Air. "Komisi IV ke depannya akan terus mendorong pemerintah dapat memaksimalkan potensi maritim dan pariwisata sekitar pesisir," kata Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin.
Seharusnya, menurut dia, harusnya pendekatan yang ada adalah semua orang yang masuk ke dalam negeri adalah wisatawan kecuali penjahat, dan bukannya sebaliknya.
Menpar menyatakan, bila kedua kementerian bersatu padu dalam mengembangkan pariwisata bahari maka akan menghasilkan sebuah sinergi yang dahsyat.
Dia membandingkannya dengan Malaysia, di mana wisata bahari berkontribusi hingga sekitar 40 persen dari keseluruhan devisa pariwisata. Malaysia sendiri diperkirakan dapat meraup devisa pariwisata hingga sekitar 25 miliar dolar AS per tahun.
Arief Yahya berpendapat, salah satu hal yang mengakibatkan minimnya kontribusi wisata bahari antara lain adalah regulasi, sumber daya manusia, serta pendekatan yang masih lebih mengutamakan keamanan dibandingkan pelayanan jasa. "'Approach (pendekatan) yang kita lakukan saat ini adalah security (keamanan) dan bukan services (jasa)," kata Menpar.
Bidang wisata bahari diharapkan dapat berkontribusi hingga empat miliar dolar AS pada 2019 atau meningkat hingga empat kali lipat dari kontribusi yang ada pada saat ini. "Kami harapkan devisa dari wisata bahari meningkat dari 1 miliar dolar AS saat ini menjadi 4 miliar dolar AS pada tahun 2019," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam penandatanganan kerja sama antara pengembangan wisata bahari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)-Kementerian Pariwisata di kantor KKP, Jakarta, Selasa (7/2).
Menurut Arief, memang benar selama ini bangsa Indonesia telah lama 'memunggungi' laut, yang salah satunya dapat dilihat dari masih rendahnya kontribusi wisata bahari terhadap devisa yang diperoleh sektor pariwisata secara keseluruhan. Menpar mengungkapkan, wisata bahari pada saat ini hanya berkontribusi sekitar 10 persen dari keseluruhan devisa pariwisata nasional yang mencapai 10 miliar dolar AS per tahun. Dengan demikian kontribusi wisata bahari hanya sekitar satu miliar dolar AS.