Posted by PT. Kontak Perkasa Futures News on Rabu, 07 Desember 2016
Pesawat dengan nomor penerbangan PK-661 itu lepas landas pada pukul 15.30 waktu setempat. Pesawat lalu hilang dari radar pada pukul 16.20.
Pilot dari pesawat nahas Pakistan International Airlines (PIA) yang menabrak gunung dan menewaskan seluruh penumpang serta awak kabin yang ada di dalam pesawat, dilaporkan kehilangan kontrol dari salah satu mesin pesawat.
Ketua PIA, Azam Sehgal mengatakan bahwa pilot yang membawa pesawat jenis ATR-42 tersebut sempat membuat panggilan 'mayday' sebelum pesawat hilang kontak. Pilot pun sempat mengatakan bahwa mesin mengalami kesalahan teknis.
Pesawat ini jatuh ketika dalam perjalanan menuju Islamabad dari distrik Chitral di wilayah utara. Otoritas setempat menyatakan pesawat jatuh di gunung lalu meledak dan terbakar. Insiden itu disebut sebagai kecelakan paling besar dalam sejarah bangsa Pakistan.
"Kami yakin bahwa pesawat bisa mendarat dengan hanya satu mesin yang bekerja. Akan ada penyelidikan terkait insiden ini," ucap Sehgal, seperti dikutip FoxNews, Kamis (8/12/2016).
Kedutaan Besar Tiongkok di Pakistan pun telah mengonfirmasi bahwa ada satu warga negara Tiongkok yang termasuk dalam korban tewas. Kecelakaan ini menyebabkan seluruh penumpang dan awak kabin tewas, dengan total 48 orang.
Menanggapi rumor bahwa pesawat ini tak layak terbang, Sehgal mengungkapkan bahwa pesawat tersebut sudah A-check pada Oktober lalu.
Sekitar 500 personel tentara diturunkan untuk membantu proses evakuasi. Setidaknya, 25 jenazah sudah diidentifikasi, termasuk dua warga Austria yang ikut tewas dalam kecelakaan ini.
"Warga negara Tiongkok tersebut laki-laki dan bekerja di sebuah perusahaan Austria yang beroperasi di Pakistan," jelas pernyataan dari kedubes.
"Sudah terkonfirmasi layak terbang pada Oktober. Sertifikasi dilakukan setelah setiap 500 jam terbang," ungkapnya lagi.