Nyai Ontosoroh, sang ibunda khawatir akan keberadaan Annelies | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
Pementasan teater Bunga Penutup Abad ini memperlihatkan bukti komitmen, kerja keras dan kecintaan seluruh tim pendukung untuk memberi ruh pada karya novel dari sastrawan kebanggaan Indonesia yang digelar selama tiga hari mulai malam ini, 25 Agustus 2016, besok dan 27 Agustus 2016 di Gedung Kesenian Jakarta.
Pementasan ini juga didukung oleh orang-orang yang berdedikasi di bidangnya yaitu Ayu Dyah Pasha, Happy Salma, Melyana Tjahyadikarta dan Musa Widyatmodjo sebagai Produser, Iskandar Loedin (pimpinan Artistik), Allan Sebastian (penata panggung), Deden Jalaludin Bulqini (penata multimedia), Ricky Lionardi (penata musik), Deden Siswanto (penata kostum), Ritchie Ned Hansel (desainer grafis) dan dr. Tompi (fotografer).
Kisah yang diadaptasi dari novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa yang termasuk dalam seri novel Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer ini sungguh memukau mengajak penontonnya membayangkan masa-masa itu.
Lakon berbakat dari para pemain sungguh teruji, tak ayal penonton dibuat terkesima, tertawa bahkan menangis. Sutradara pementasan Bunga Penutup Abad Wawan Sofwan sangat mengapresiasi para pemain yang berkomitmen untuk latihan intensif sehingga bisa menampilkan kemampuan maksimal mereka di atas panggung. Pramoedya Ananta Toer merupakan sastrawan besar Indonesia yang berjuang untuk terus menghidupkan dan mengangkat dunia sastra Indonesia ke tingkat yang lebih baik.
"Mengangkat novel karya sastrawan besar Indonesia ke atas panggung memiliki tantangan tersendiri dan dengan berbagai pertimbangan akhirnya dicoba untuk mengadaptasi Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa sehingga menjadi satu naskah yang utuh,” ujarnya.
Kehidupan Annelies sejak berangkat dari pelabuhan Surabaya dikabarkan oleh Panji Darman melalui surat-suratnya yang dikirimkan pada Minke dan Nyai Ontosoroh. Surat-surat itu bercap pos dari berbagai tempat singgah kapal yang ditumpangi Annelies dan Panji Darman.
Minke selalu membacakan surat-surat itu pada Nyai Ontosoroh. Surat demi surat membuka sebuah pintu nostalgia antara mereka, juga kisah pertama kali Minke berkenalan dengan cintanya, Annelis. Tidak lupa cerita lucu yang disuguhkan dalam adegan sahabat Minke, Jean Marais (Lukman Sardi) untuk melukis Nyai Ontosoroh.
Mulai dari pujian, ciuman mesra hingga pelukan hangat yang diberikan Minke kepada Annelis dan akhirnya menjadi istrinya. Namun, Minke harus merelakan kepergian Annelis ke Belanda. Kesedihan tersebut membuat Minke ingin pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter.
Belum jua Minke pergi, kabar buruk pun datang. Dalam surat Panji tertuang bahwa Annelis telah meninggal dunia. Kegelapan pun sontak mengerubungi rumah itu kebencian pun meradang.
Kehidupan Nyai Ontosoroh (Happy Salma) dan Minke (Reza Rahardian) semakin terpuruk setelah kepergian Annelies (Chelsea Islan) ke Belanda.
Nyai Ontosoroh, sang ibunda khawatir akan keberadaan Annelies dan mengutus seorang pegawainya untuk menemani kemana pun Annelies pergi, bernama Robert Jan Dapperste atau Panji Darman.
Adaptasi Karya Pramodeya dalam Bunga Penutup Abad | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
Bintang dari pementasan ini jelas adalah Happy Salma. Terlihat permainan emosi pada setiap kalimat Nyai di atas panggung. Karakter Nyai yang kuat dapat tersampaikan dengan baik ke penonton. Kelihaian Happy pada lakon teater terlihat ketika ia turut mampu membawa emosi lawan mainnya di panggung. Hal tersebut terutama terasa pada adegan penutup. Dialog getir penuh amarah Minke dan Nyai akhirnya dapat membawa sisi magis Pram ke panggung.
Bunga Penutup Abad akan hadir di Gedung Kesenian Jakarta pada 25-27 Agustus 2016. Pementasan ini dipersembahkan oleh Titimangsa Foundation bekerja sama dengan Yayasan Titan Penerus Bangsa dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pada pementasan ini terlihat Wawan memang paham karya Pram. Sebagai sutradara dan penulis naskah, ia mampu merangkai cerita dari dua buku tersebut dengan apik, meski alur cerita berjalan maju-mundur. Tata panggung pada pementasan tersebut juga dapat menghidupkan adegan.
Sederhana memang, di panggung hanya ada kursi rotan dan meja khas kaum kelas atas Jawa, namun sudah cukup untuk membuat penonton dapat “masuk” pada setiap adegan. Begitu pula dengan musik dan lighting yang jadi pelengkap manis dari pementasan ini.
Namun, penokohan Bunga Penutup Abad terasa hambar. Chelsea Islan belum dapat menampilkan karakter Annelies yang begitu lemah-lembut. Dialog dan gesturnya tidak natural, membuat karakter Annelies “tenggelam” di panggung.
Reza Rahadian dapat memerankan Minke dengan cukup baik, seiring berjalannya pementasan ia dapat memainkan gestur dan mimik yang memancing emosi penonton. Hanya saja, dalam pementasan ini Wawan dan Reza kurang menggali ketajaman intelektualitas Minke. Lukman Sardi sendiri mampu membawa karakter Jean di atas panggung dengan baik. Meski gaya bicaranya kadang “terselip”, gestur dan mimiknya ekspresif menyerupai orang Prancis.
Adegan dibuka dengan Minke yang diperankan oleh Reza Rahadian. Dengan suara medok yang kental ia membaca surat dari Panji Darman tentang Annelies di depan Nyai Ontosoroh atau lebih sering dipanggil Mama yang diperankan oleh Happy Salma.
Selesai membaca surat, Minke kemudian mengingat kembali pertemuan pertama ia dengan Annelies, wanita Indo putri Nyai Ontosoroh yang diperankan Chelsea Islan. Begitu kira-kira alur dari pementasan, setiap kali surat datang Minke akan membacanya di depan Nyai dan kemudian mereka akan mengingat kembali masa lalu bersama. Sesekali muncul pula Jean Marais si pelukis Prancis yang juga sahabat baik Minke yang dimainkan oleh Lukman Sardi pada plot cerita.
Buku legendaris karya salah satu sastrawan terbaik Indonesia akhirnya diadaptasi ke atas panggung. Ya, Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer digubah jadi pertunjukkan teater bertajuk Bunga Penutup Abad. Cerita kedua buku dalam Tetralogi Buru tersebut dirangkum dalam pertunjukkan berdurasi 2,5 jam yang disutradarai Wawan Sofwan.
Main Teater dari Karya Sastra Besar, Reza Rahadian Terbebani | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Yogyakarta
Pementasan Bunga Penutup Abad menceritakan kehidupan Nyai Ontosoroh (Happy Salma) dan Minke (Reza Rahadia) setelah kepergian Annelies (Chelsea Islan) ke Belanda. Perjalanan Annelies dikabarkan lewat surat yang dikirimkan oleh seorang pegawai yang mengingi Annelies.
Kisah berakhir saat kabar Annelies yang meninggal di Belanda, sampai ke telinga kedua orang tersebut. Remuk redam, Minke meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk melanjutkan sekolah menjadi dokter. Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang dilukis oleh sahabatnya, Jean Marais (Lukman Sardi). Lukisan itu ia beri nama: Bunga Penutup Abad.
Pementasan Bunga Penutup Abad berlangsung selama tiga hari, 25-26 Agustus 2018, di Gedung Kesenian Jakarta.
“Buat naskahnya, saya dan Mas Wawan merancangnya setahunan. Kita butuh draf sampai puluhan lebih sampai menemukan benang merah yang menarik untuk ditampilkan,” aku Happy Salma saat ditemui usai pementasan Bunga Penutup Abad di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (24/08/2016).
Selain Happy Salma, Reza Rahadian, Chelsea Islan, dan Lukman Sardi turut terlibat dalam pementasan tersebut. Bagi Lukman Sardi sendiri, tampil di panggung pementasan Bunga Penutup Abad menjadi pengalaman yang luar biasa. Terlebih, bagi dirinya yang lebih sering bermain film.
“Ini buat aku kesempatan yang menarik. Nervous banget. Karena baru kali ini tampil dengan kostum dan semuanya. Untungnya, kita (para pemain) semua punya energi yang sama. Mudah-mudahan lebih baik lagi,” ungkap Lukman Sardi.
“Masalahnya karena naskahnya diadaptasi dari karya sastra yang besar, jadi otomatis secara beban juga besar sekali,” sela Reza Rahadian.
Kisah asmara Minke dan Annelies dalam novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer, diangkat ke atas pentas teater. Dilakoni aktor dan aktris papan atas, pementasan teater Bunga Penutup Abad menjadi kado istimewa mengenang 10 tahun meninggalnya Pram.
Happy Salma selaku pemain sekaligus produser pementasan tersebut mengaku, mencari benang merah dari dua novel Pram cukup sulit. Ia bersama Wawan Sofwan, sutradara pementasan Bunga Penutup Abad, sampai mesti melempar draf naskah ke beberapa pembaca untuk mencari formula paling menarik agar tak kehilangan gregetnya.
Kisah asmara Minke dan Annelies dalam novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer, diangkat ke atas pentas teater. Dilakoni aktor dan aktris papan atas, pementasan teater Bunga Penutup Abad menjadi kado istimewa mengenang 10 tahun meninggalnya Pram.
Kontak Perkasa Futures