Posted by PT. Kontak Perkasa Futures News on Rabu, 07 Desember 2016
"Inti dari tweet Anda ini apa ya? Solusinya untuk kejadian di Sabuga apa?" kata satu pengguna. "Ambigu Pak. Jadi toleransi cuma punya satu umat maksudnya?" kata yang lain.
Media sosial pun bereaksi dengan tagar 'Bandung intoleran' yang mulai digunakan sejak pukul 19.00 malam dan hingga kini telah digunakan lebih dari 23.000 kali. Berbagai ungkapan simpati dan juga kritik atas pembubaran itu mengalir di linimassa.
Seorang pengguna Facebook, Cole Alysia, mengunggah sejumlah foto insiden itu dan hingga kini dibagikan ribuan kali. Dalam salah satu fotonya, terlihat sejumlah orang memegang spanduk bertuliskan, "Masyarakat Muslim Jabar meminta kegiatan KKR pindah ke tempat yang telah disediakan (gereja) bukan tempat umum."
Tagar 'Bandung intoleran' banyak digunakan oleh pengguna media sosial setelah sekelompok ormas Islam 'membubarkan' acara pra Natal di Sabuga, Bandung, Selasa (07/12) malam. 'Intimidasi ormas keagamaan tidak pada tempatnya'
Dia juga menyatakan bahwa pemerintah kota Bandung tidak mempermasalahkan adanya kegiatan keagamaan yang menggunakan bangunan publik. Ada masalah koordinasi, lanjut Ridwan, terkait adanya tambahan acara malam hari yang berbeda dengan surat kesepakatan. Pemkot Bandung 'memohon maaf' dan berjanji akan mengupayakan tempat pengganti.
Sejumlah laporan menyebut kelompok yang menamakan diri Pembela Ahlu Sunnah (PAS) dan Dewan Dakwah Islam (DDI) menghentikan acara natal tersebut karena menganggap acara keagamaan harus dilakukan di tempat ibadah, bukan di tempat umum.
"Teriak ke Myanmar supaya hargai minoritas, di kampung sendiri gak bisa menghargai minoritas. Malu atuh euy #BandungIntoleran," kata Feryanto Setyadi dengan akun @Ferysplace di Twitter. "Kalo memang KKR harus di gereja... terus apa beda sama umat muslim yang memakai fasilitas umum seperti Monas untuk melakukan salat?" tanya Steven Lensun.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melalui akun Twitter, tampaknya ikut berkomentar terkait pembubaran itu - komentar yang lantas dianggap oleh sejumlah pengguna tidak memberikan solusi.
Lainnya mencoba mendinginkan perbincangan, "jangan menyalahkan atas nama agama ini semua karena oknum dan saya muslim mengerti apa yang dirasakan oleh nonmuslim," kata Ahmad Salbeny di Facebook. Walikota Bandung Ridwan Kamil melalui akun Facebook menyatakan dirinya "menyesalkan kehadiran dan intimidasi ormas keagamaan yang tidak pada tempatnya dan tidak sesuai dengan peraturan dan semangat Bhineka Tunggal Ika."
Para Legenda Bulu Tangkis Indonesia Nyatakan Dukungannya untuk Ahok
Para legenda bulu tangkis yang datang di antaranya adalah Rexy Mainaky, Liem Sue King, dan Chandra Wijaya. "Kami ingin beri dukungan moral. Kami yakin beliau akan sukses," kata juru bicara KBI, Tan Jung Hok. Mereka datang bersama dengan belasan mantan atlet bulu tangkis lainnya. Mereka datang dengan mengatasnamakan Keluarga Bulutangkis Indonesia (KBI).
Pada kesempatan itu, para anggota KBI sempat ingin menyerahkan sumbangannya kepada Ahok. Namun, karena sumbangan yang dibawa dalam bentuk uang tunai, Ahok pun menolaknya.
Mereka datang untuk menyampaikan dukungannya kepada calon gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Para legenda bulu tangkis Indonesia datang ke Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016).
Ahok menyarankan agar KBI memberi sumbangan melalui transfer. Acara ini ditutup dengan penyerahan sebuah raket secara simbolis kepada Ahok. Raket diserahkan oleh Rexy. Ahok langsung berkelakar saat menerima raket itu. "Sekarang siap smash koruptor ya," ujar dia tersenyum.