Dedi merasa kesal karena para pemain kerap tidak tepat waktu | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Bali
Namun, ketika ditanyai, Dedi mengatakan dirinya tidak tahu menahu soal penggunaan senjata asli dalam film.
"Soal properti kan bukan urusan sutradara. Itu urusan art direcror dan properti," katanya.
Menurutnya, penggunaan senjata dalam adegan film sangat berbahaya dan harus dengan pengawalan polisi meskipun tidak menggunakan senjata asli.
Dedi merasa kesal karena para pemain kerap tidak tepat waktu.
"Janji datang jam 08.00 tapi datangnya jam 03.00 (sore), mau jadi apa itu film. Mestinya adegan bertiga yang datang cuma dua. Itu bikin ill feel," katanya.
Adapun kedatangan Dedi ke Gedung Resmob hari ini adalah untuk memenuhi panggilan penyidik terkait kepemilikan senjata Gatot Brajamusti yang disebut digunakan untuk keperluan pembuatan film.
Sutradara film AZRAX, Dedi Setiyadi, menyebut film yang pernah dia arahkan tersebut sebagai film busuk dan menyesal terlibat dalam produksinya.
Menurutnya film tersebut adalah sebuah film gagal yang membuatnya merasa gagal karena proses produksi yan berlarut-larut akibat ketidakdisiplinan para pemain.
"Itu film busuk. Walau saya sutradara saya bilang itu film jelek kan gapapa," katanya, Rabu (14/9/2016).
Penyesalan Sang Sutradara, Gagal Bikin Film Sampai Terseret Kasus Gatot Brajamusti | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Bali
Aku gak pernah selama hidup proses shooting begitu sulit mengumpulkan pemain. Kalau sudah lengkap kan bisa ngegarap adegan sesuai skenario," ucapnya.
"Tapi karena Gatot, proses shooting menjadi lambat," sambungnya.
Karena perilaku Gatot Brajamusti yang tidak membuat kenyamanan dalam produksi film, sehingga hasil film tersebut menjadi gagal.
"Hasilnya Gagal Total alias Gatot," tegas Dedi Setiadi.
Pengalaman tak perlu di ingat lagi. Saya ingin cepat lupakan itu," ucap Dedi.
Selain menyesal, bekerjasama dengan spiritual Gatot Brajamusti membuat Dedi sangat trauma.
Trauma itu dikarenakan dengan perilaku Gatot Brajamusti yang tidak membuat kenyamanan dalam produksi film 'Azrax'.
Saya amat sangat menyesal bekerjasama dengan Gatot. Berakhirnya seperti ini kan," kata Dedi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2016).
Sehingga, membuat Dedi ingin cepat-cepan melupakan pengalaman kerjasama, yang pernah mereka lalui saat memproduksi film 'Azrax'.
Dedi Setiadi, sutradara film 'Azrax' dipanggil oleh Polda Metro Jaya, untuk dimintai keterangan mengenai senjata api (senpi) ilegal milik Gatot Brajamusti.
Usai diperiksa selama tiga jam dan mendapati 26 pertanyaan, dengan muka kesalnya Dedi menegaskan ia sangat menyesal bekerjasama dengan Gatot Brajamusti.
Kerja Bareng Gatot Brajamusti, Dedi Setiadi Merasa Ribet, Kacau dan Pusing | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Bali
Hmm ribet, kacau, pusing, bukan kerjaan gue kok jadi ngapain gue kesini," Ucap Dedi Setiadi di pelataran Masjid Polda Metro Jaya, Rabu (14/9/2016).
Dedi Setiadi juga mengaku membuang waktunya saja untuk menghadiri penyelidikan kepolisian.
"Buang waktu aja, ngapain coba ya kan dan itu film busuk," tegas pria berkacamata itu.
Hari ini pihak kepolisian memanggil dua orang saksi terkait kepemilikan senjata api Gatot Brajamusti.
Mereka adalah Reza Artamevia dan Dedi Setiadi, sutradara film Azrax.
Dengan pemanggilan ini, Dedi Setiadi merasa terbebani untuk proses-proses penyidikan yang dijalaninya.
Kalau misalnya syutingnya itu dilalui dengan pemain yang gak disiplin, kadang janji jam delapan datang jam tiga sore mau jadi apa filmnya," imbuhnya.
"Mestinya tokohnya bertiga yang datang cuma dua, gimana bisa jadi bagus ya udah ilfil lah," tambah Dedi dengan nada yang megungkapkan kecewaannya pada film Azrax.
Film Azrax itu, diproduksi tahun 2013 lalu, yang menceritakan tengtang penuntasan sindikat perdagangan wanita.
Dedi Setiadi tidak malu menyatakan kalau film garapannya, Azrax, adalah film busuk.
"Iya saya sutradaranya, ya kalau jelek saya bilang aja jelek ngapain saya bilang bagus," papar Dedi.
Hal tersebut karena kekecewaan Dedi Setiadi selama proses pembuatan film Azrax, terutama pada kedisiplinan waktu para pemain.