Yosep Yopi Kilangin mengkritik kebijakan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Surabaya
Dia mengatakan, tidak dapat dipungkiri keberlangsungan operasi pertambangan Freeport di Mimika menjadi jaminan bagi ratusan ribu masyarakat lokal untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis pada Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika dan RS Waa-Banti di Distrik Tembagapura.
Selain itu, kini terdapat hampir 1.000 pelajar dan mahasiswa asal tujuh suku yang menikmati beasiswa dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dengan dana yang digelontorkan Freeport.
Belum lagi ada sekian banyak pelaku usaha lokal yang terlibat dalam usaha bisnis yang berafiliasi dengan Freeport. "Kalau pemerintah berani mengambil alih tanggung jawab itu semua dan ada keberpihakan terhadap masyarakat lokal, silakan saja teruskan apa yang sekarang sedang dilakukan terhadap Freeport. Tapi kalau hanya sekedar janji, sebaiknya jangan menciptakan permasalahan baru," ujar Yopi Kilangin.
Menurut dia, seharusnya pemerintah Jakarta lebih bijaksana dalam menangani masalah Freeport karena berkaitan dengan hajat hidup ratusan ribu jiwa rakyat Indonesia baik yang bekerja sebagai karyawan maupun masyarakat lokal yang selama ini memiliki ketergantungan tinggi kepada Freeport.
"Kalaupun pemerintah mau mengubah Kontrak Karya Freeport ke Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tidak ada masalah. Tapi harus tunggu dulu sampai masa waktu KK Freeport berakhir tahun 2021. Kan masih ada beberapa tahun lagi sampai KK Freeport itu berakhir, mengapa pemerintah tidak sabar," katanya.
Dia mengatakan, jika sampai krisis Freeport tersebut nanti dampaknya akan menimpa masyarakat lokal maka hal itu akan menuai masalah sosial yang lebih rumit dari kondisi sekarang. "Kalau dampak masalah ini akan menimpa masyarakat, saya akan gugat Freeport sekaligus pemerintah. Mana tanggung jawab negara terhadap masyarakat yang ada di sini. Jangan hanya melempar soal, tapi tidak mampu menyelesaikannya," ujar Yopi.
Akibat dari kebijakan PHK massal itu, ribuan karyawan Freeport dan perusahaan subkontraktornya tidak hanya kehilangan mata pencaharian guna menghidupi keluarga dan membayar angsuran kredit, bahkan ada karyawan yang sampai kehilangan nyawa akibat serangan jantung.
"Ya, saya terima laporan sudah ada dua orang meninggal begitu mereka menerima surat pemberitahuan PHK. Bagaimana nasib anak, isteri dan keluarga mereka. Saya menangis mendengar cerita itu. Bahkan sekarang masih ada ribuan orang lagi yang sedang menunggu antrean kapan mereka dipulangkan oleh pihak perusahaan," tutur Yopi, mantan Ketua DPRD Mimika periode 2004-2009 itu seperti ditulis Antara.
Yopi secara khusus menyinggung terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2017 sebagai pemicu atau bencana kemanusiaan bagi ribuan orang yang kini mengalami PHK dan sedang menunggu giliran akan di-PHK yang bekerja di area pertambangan PT Freeport di Mimika, Papua.
Tokoh masyarakat Amungme Papua, Yosep Yopi Kilangin mengkritik kebijakan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya karena merumahkan dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karyawannya semenjak mengalami krisis akibat kebuntuan negosiasi dengan pemerintah pada awal Februari.
"Saya kira kebijakan PHK ribuan karyawan itu tidak masuk akal. Ini jelas pelanggaran Hak Azasi Manusia. Masa Freeport sudah keruk keuntungan selama hampir 50 tahun, tapi menangani masalah begini saja dia tidak sanggup sehingga dia harus melakukan PHK besar-besaran karyawan," kata Yopi Kilangin di Timika, Rabu.
Yopi, putra kandung almarhum Mozes Kilangin, salah satu tokoh penandatangan dokumen January Agreement 1974 itu menilai kebijakan Freeport dan perusahaan subkontraktornya yang melakukan PHK massal karyawan menunjukkan bahwa perusahaan itu tidak memiliki perencanaan yang matang dalam hal penataan karyawannya.
Bahas Freeport, Jonan kumpulkan mantan Menteri ESDM termasuk CT | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Surabaya
Adalah namanya kita sebagai mantan, saya kan orang yang pernah menyelesaikan masalah Freeport, masalah Newmont ya tentu kota sharing terhadap pengalaman yang pernah ada," katanya di gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (8/3).
Meski demikian, dirinya enggan mengomentari rencana Freeport yang ingin membawa kasus ini ke arbitrase internasional. Dia hanya berharap permasalahan ini bisa cepat diselesaikan.
"Saya tidak mau ikut terlibat di dalam judgement. Harapan saya sebenarnya semua yang terbaik untuk bangsa ini bisa segera terjadi," imbuhnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengumpulkan para mantan Menteri ESDM, yakni Soebroto (1978-1988), Kuntoro Mangkusubroto (1998-1999), Purnomo Yusgiantoro (2000-2009), Darwin Zahedy saleh (2009-2011), dan Chairul Tanjung.
Chairul yang pernah menjabat sebagai Plt Menteri ESDM pada September-Oktober 2014 mengatakan, pertemuan ini guna membahas berbagai masalah, salah satunya mengenai PT Freeport Indonesia, yang saat ini tengah menjadi salah satu persoalan genting di Indonesia, khususnya di tanah Papua.
Jonan Kumpulkan Mantan Menteri Energi Bahas Masalah Freeport | PT Kontak Perkasa Futures Cabang Surabaya
Chairul menjelaskan, pada pertemuan tersebut ia bercerita mengenai pengalaman saat menjabat sebagai Menteri ESDM. "Saya bercerita pengalaman masa lalu saja, supaya dengan (berbagi) pengalaman bisa selesaikan (masalah Freeport) dengan baik," ujarnya.
Dia berharap persoalan antara pemerintah dan Freeport bisa cepat terselesaikan dan memberi hasil yang terbaik bagi Indonesia. "Saya enggak mau ikut terlibat di dalam judgement (mengenai apakah masalah Freeport harus dibawa ke arbitrase)," ujarnya.
Pertemuan yang digelar tertutup di Aula Utama Kementerian ESDM tersebut berlangsung selama hampir dua jam. Baik Jonan maupun Arcandra enggan menjelaskan mengenai pertemuan tersebut. Namun, Chairul Tanjung sempat menyebutkan ada sharing mengenai Freeport.
"Adalah (masukan dan sharing) namanya kita sebagai mantan. Saya kan orang yang pernah menangani masalah Freeport, Newmont, ya tentu kita sharing terhadap pengalaman yang pernah ada," kata Chairul kepada wartawan di kantor Kementerian ESDM, Rabu (8/3).
Sejumlah mantan menteri energi menyambangi Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rabu (8/3). Pertemuan dilakukan dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Wakil Menteri Arcandra Tahar.
Adapun mantan menteri yang datang antara lain Subroto (menjabat 1978-1988), Kuntoro Mangkusubroto (1998-1999), Purnomo Yusgiantoro (2000-2009), Darwin Zahedy Saleh (2009-2011) dan Chairul Tanjung (September - Oktober 2014).
Kontak Perkasa Futures